BALIKPAPAN, borneoreview.co – Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu faktor bertumbuhnya desa wisata. Dan, Balikpapan sebagai kota besar penyangga terdekat tentu harus mengambil keuntungan.
Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur Ririn Sari Dewi menyatakan hal demikian saat hadir dalam Jambore Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kota Balikpapan pada Minggu (11/8/2024) lalu.
Ririn mengatakan telah ada peningkatan popularitas pariwisata di Kaltim menyusul kehadiran IKN, serta agenda nasional HUT ke-79 RI. Dan, itu suatu keuntungan.
Balikpapan sebagai kota besar penyangga terdekat pun sangat menguntungkan sektor pariwisata dan sektor pendukung lainnya.
“Pertemuan itu menawarkan kesempatan berharga bagi kelompok-kelompok ini untuk mengidentifikasi potensi pariwisata dari rekan-rekan mereka dan secara kolektif mendorong pertumbuhan desa wisata di Balikpapan,” ungkapnya di Balikpapan.
Balikpapan, menurutnya, dapat meningkatkan nilai ekonomi sektor pariwisata dengan menerapkan manajemen pariwisata desa yang efektif dan memberdayakan komunitas serta kelompok Pokdarwis.
Sebanyak 135 desa di Katim telah terdaftar dalam Jaringan Desa Wisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (JADESTA). Di Balikpapan, terdapat sembilan desa yang telah terdaftar di JADESTA, sedangkan enam desa sedang dalam tahap pengembangan dan tiga desa sedang muncul.
“Kami berharap lebih banyak desa wisata di Balikpapan yang mencapai standardisasi dan diakui secara resmi sebagai desa wisata oleh Wali Kota,” ujarnya.
Ririn meminta desa-desa wisata untuk menerapkan ide-ide inovatif, serta mengubah potensi desa sebagai unit usaha mandiri yang dikelola secara kolaboratif dengan pendekatan pentaheliks.
“Meskipun Kalimantan Timur tidak memiliki pemenang dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021, provinsi ini berhasil menempatkan satu desa di 50 besar pada 2022 dan 2023,” katanya.
Pada 2024, provinsi ini bahkan lebih bangga karena dua desanya berhasil masuk dalam 50 besar ADWI dari total 6.014 desa yang terdaftar.
Kaltim, lanjutnya, telah menyaksikan peningkatan signifikan dalam jumlah desa yang maju ke tahap seleksi awal 500 dan 300 ADWI terbaik.
Pada 2023, sembilan desa berhasil masuk dalam 500 besar dan lima desa masuk dalam 300 besar. Sedangkan pada 2024, jumlah ini telah berlipat ganda menjadi 18 dan 12 desa, masing-masing.
“Balikpapan memiliki dua desa wisata di 300 besar ADWI, yaitu Kang Bejo dan SMACLY. Kami berharap lebih banyak desa dari Balikpapan maju ke 300 besar, 100 besar, dan bahkan 50 besar ADWI pada masa depan,” katanya.
Dinas Pariwisata Kaltim, menurutnya, terus mendukung desa-desa wisata Balikpapan menjadi pemimpin sektor wisata melalui manajemen terintegrasi dan program yang memprioritaskan komunitas, lingkungan, dan budaya.
“Oleh karena itu, acara Jambore itu menjadi platform yang ideal untuk memperkuat koordinasi dan sinergi untuk pengembangan ekosistem pariwisata desa dan jaringan di antara kelompok Pokdarwis dan lembaga terkait,” pungkas Ririn. (Ant)