BANJARBARU, borneoreview.co – Kalimantan Selatan kembali menjadi pusat perhatian dengan digelarnya Festival Budaya Pasar Terapung 2024, sebuah inisiatif dari Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (Dispar Kalsel) untuk merayakan Hari Jadi Ke-74 provinsi ini.
Festival yang akan berlangsung dari 14 hingga 17 Agustus 2024 di kawasan siring 0 Km Kota Banjarmasin, tidak hanya berfungsi sebagai ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai strategi penting untuk meningkatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel, Muhammad Syarifuddin, mengungkapkan bahwa festival ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi lokal melalui pariwisata.
“Semoga acara ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di sektor pariwisata seperti pelaku ekonomi kreatif, rental mobil, perhotelan, kuliner,” jelasnya.
Syarifuddin menambahkan bahwa berbagai kegiatan dan perlombaan telah disiapkan untuk menarik minat wisatawan lokal dan luar daerah. Dengan melibatkan 13 kabupaten/kota dalam lomba Kampung Banjar, festival ini tidak hanya mempromosikan destinasi wisata unggulan, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner dan budaya lokal kepada para pengunjung.
“Jadi rekan-rekan dari kabupaten/kota dipersilahkan untuk mengisi apa yang ingin ditampilkan baik itu tentang informasi destinasi wisata unggulan, ataupun kuliner,” jelasnya.
Festival ini juga menggabungkan elemen modern dengan tradisional, seperti lomba e-sport Mobile Legend yang diharapkan menarik minat generasi muda. Di sisi lain, atraksi acil-acil jukung dari Pasar Terapung Lok Baintan tetap menjadi daya tarik utama, menghadirkan nuansa khas Kalimantan Selatan yang kaya akan tradisi.
Sebagai informasi, Pasar terapung adalah pasar tradisional yang berlangsung di atas perahu-perahu kecil yang berlabuh di sungai atau kanal. Di Indonesia, pasar terapung terkenal di wilayah Kalimantan Selatan, seperti Pasar Terapung Lok Baintan dan Pasar Terapung Muara Kuin. Pedagang, kebanyakan perempuan, menjajakan berbagai barang seperti sayuran, buah-buahan, makanan, dan kebutuhan sehari-hari dari atas perahu atau sampan yang disebut “jukung.” Pasar ini berlangsung di pagi hari dan menawarkan pengalaman unik serta pemandangan menarik dari aktivitas jual beli di atas air, yang juga menjadi daya tarik wisata budaya. (Ant)