JAKARTA, borneoreview.co – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Produsen Kelapa Sawit Nasional Nigeria (National Palm Producers Association of Nigeria/NPPAN) resmi menjalin kerjasama strategis untuk memperluas pasar ekspor minyak sawit Indonesia di Nigeria. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono, dan Presiden NPPAN, Alphonsus Inyang, di sela-sela rangkaian Festival Indonesia Expo di Afficient Event Center, Kano, Nigeria, pada Jumat (23/8).
Eddy Martono dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (24/8), mengungkapkan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Nigeria, khususnya di sektor kelapa sawit. “GAPKI berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit di Nigeria dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Kami berharap MoU ini juga akan mendorong hubungan bilateral kedua negara di masa depan,” ujarnya.
Festival Indonesia Expo yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nigeria menjadi panggung bagi berbagai kegiatan promosi dan kolaborasi antara kedua negara. Salah satu kegiatan dalam acara tersebut adalah studi banding ke pabrik pengisian dan pengemasan minyak goreng di Kano Free Trade Zone (KFTZ).
Direktur KFTZ, Muazu Musa Sahabi, menyambut baik penandatanganan MoU ini dan menegaskan komitmen pihaknya untuk memfasilitasi investasi yang masuk dengan menawarkan berbagai kemudahan seperti pengurangan pajak, pembebasan PPN, bebas bea impor, serta jaminan keamanan tambahan. “Kami siap mendukung pengembangan industri sawit di Nigeria dengan memberikan berbagai insentif yang menarik bagi investor,” katanya.
Sementara itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Immanuel Lingga, menyatakan bahwa keterlibatan Indonesia dalam industri kelapa sawit di Nigeria tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal, tetapi juga memperkuat citra positif kelapa sawit Indonesia di pasar global. “Kolaborasi ini penting untuk menghadapi tantangan dari kampanye negatif di pasar Eropa dan membuka peluang besar untuk peningkatan ekspor,” ujarnya.
Saat ini, total ekspor produk sawit Indonesia ke Afrika mencapai 4,2 juta ton pada 2023, dengan 94 ribu ton di antaranya dikirim ke Nigeria. “Angka ini menunjukkan potensi besar untuk peningkatan, terutama mengingat kebutuhan minyak sawit di Nigeria yang terus berkembang dan posisinya sebagai jalur perhubungan perdagangan utama di Afrika,” tambah Immanuel. (Ant)