PONTIANAK, borneoreview.co – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan mengharapkan perguruan tinggi (PT) mendukung komitmen pemerintah daerah dalam mendorong inovasi sebagai motor penggerak industrialisasi serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), terutama bagi Kalimantan Barat.
“Perguruan tinggi harus menjadi inkubator inovasi yang mampu menghasilkan penelitian relevan bagi industri 4.0 dan 5.0. Sinergi riset dan kebijakan publik harus berjalan efektif agar ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada sektor pertanian, kelautan, energi terbarukan, dan ekonomi daerah,” kata Norsan pada Forum Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan XXVI Forum Rektor Indonesia (FRI) 2025 di Pontianak, Senin (24/11/2025).
Dalam forum yang mempertemukan para pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia tersebut, Gubernur Norsan menekankan pentingnya peran kampus sebagai pusat inovasi yang mampu menghasilkan riset aplikatif untuk mendukung transformasi ekonomi daerah.
Norsan menyebutkan bahwa pembangunan Kalbar tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga penguatan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah provinsi terus mendorong pemerataan akses pendidikan, terutama bagi masyarakat di pelosok, kepulauan, dan pedalaman.
“Kami memiliki cita-cita besar memastikan seluruh anak Kalimantan Barat memiliki kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan. Pendidikan inklusif menjadi kunci memutus rantai kemiskinan struktural,” katanya.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan, ia optimistis capaian IPM Kalbar dapat terus bergerak naik melalui dukungan inovasi dan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi.
Forum Rektor Indonesia 2025 mengusung tema “Perguruan Tinggi Sebagai Pusat Pertumbuhan Berbasis Inovasi: Relevansi Pendidikan Tinggi dan Industrialisasi.” Menurut Gubernur Norsan, tema ini sangat relevan dengan kebutuhan percepatan industrialisasi di Kalbar serta visi Indonesia Emas 2045.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas pemilihan Pontianak sebagai tuan rumah kegiatan FRI tahun ini. Pemerintah provinsi, katanya, siap memberikan pelayanan terbaik agar kegiatan berjalan lancar dan meninggalkan kesan positif bagi para peserta.
Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Prof. Dr. Garuda Wiko menambahkan bahwa FRI 2025 menjadi momentum strategis bagi transformasi perguruan tinggi menuju institusi berbudaya inovasi.
“Melalui forum ini, diharapkan perguruan tinggi dapat menggeser kultur dari sekadar user menjadi inventor,” katanya.
Menurutnya, penyelarasan kurikulum, riset inovatif, dan kebutuhan industri merupakan langkah penting untuk menciptakan ekosistem yang mampu mendukung industrialisasi nasional maupun daerah.
Kegiatan Konvensi Kampus XXX dan Temu Tahunan FRI 2025 dijadwalkan berlangsung selama beberapa hari dengan agenda diskusi tematik, sidang pleno, dan forum kolaborasi antarperguruan tinggi. (Ant)
