Site icon Borneo Review

Gula Merah dari Batang Sawit, Ini Cara Buatnya

Ilustrasi, gula merah (freepik)

PONTIANAK, borneoreview.co – Pada proses replanting atau peremajaan, pohon kelapa sawit yang sudah tua ditebang untuk kemudian digantikan dengan bibit sawit baru.

Batang pohon sawit yang tua itu pun cenderung terbuang begitu saja. Padahal, sejatinya bisa bermanfaat secara ekonomis.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (19/4/2025), dengan sedikit usaha, batang pohon sawit yang terbuang bisa dimanfaatkan menjadi gula merah.

Satu batang sawit yang berumur di atas 15 tahun, bisa menghasilkan nira tiga hingga 15 liter per 24 jam dan mampu mengeluarkan nira selama dua hingga tiga bulan bulan.

Namun, hal itu tergantung pada umur tanaman, kondisi batang yang sehat, dan lokasi batang sawit tersebut ditanam.

“Bila kita rata-ratakan lima liter per 24 jam selama dua bulan, per batang sawit akan menghasilkan nira sebanyak 300 liter,” ujar Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh, Azanuddin Kurnia.

Dari 300 liter nira, bisa dihasilkan gula merah sebanyak 60 Kg atau sekitar 20 persen dari nira yang ada.

Jika harga jual gula rata-rata mencapai Rp10.000 per Kg. Maka, satu batang sawit yang diolah selama dua bulan bisa menghasilkan Rp600.000.

“Ini bisa jadi sumber ekonomi alternatif baru bagi petani sawit yang mau menambah income dan hasilnya sangat besar,” tegas Azanuddin.

Secara umum, berikut cara menghadilkan gula merah dari batang kelapa sawit:

1.  Air yang menetes dari batang sawit
Batang pohon sawit yang sudah ditumbangkan dibelah pada bagian pucuknya dan dari pucuk itulah kemudian akan menetes air nira.

2. Saring dan masak
Air yang sudah terkumpul banyak kemudian disaring dan dimasak dalam kuali besar dan dicampur dengan gula pasir putih lalu diaduk hingga mengental.

3. Cetak
Air yang sudah mengental kemudian ditiriskan dalam cetakan tertentu, biasanya dari bambu. Setelah mengering jadilah gula merah tersebut.***

Exit mobile version