Hampir 20 Hektare Lahan di Palangkaraya Terbakar, BPBD: Statusnya Belum Darurat Bencana

PALANGKARAYA, borneoreview.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, mencatat sebanyak 19,69 hektare lahan dan daerah setempat sempat terbakar. Namun, statusnya saat ini masih tanggap darurat.

Artinya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Palangkaraya yang luasnya hampir 20 hektare itu menurut BPDB masih belum bisa dimasukan ke status darurat bencana.

“Karena karhutla yang terjadi saat ini masih bisa ditangani oleh BPBD Kota Palangka Raya dibantu relawan dan Pusdalop Provinsi Kalimantan Tengah,” kata Plt BPBD Kota Palangkaraya, Hendrikus Satria Budi, Senin (5/8/2024).

Budi menjelaskan pemerintah menaikkan kondisi menjadi darurat bencana dengan melihat berbagai aspek yakni udara tidak sehat, aspek Kesehatan masyarakat terganggu, kemudian roda perekonomian juga terganggu.

Saat ini kondisi Kota Palangkaraya, udaranya berada di kategori tidak berbahaya sehingga BPBD Kota Palangkaraya terus melaksanakan kegiatannya yakni pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang dihadapi agar tidak parah.

“Personel BPBD dan relawan yang jumlahnya ratusan terus berupaya melakukan pemadaman apabila ada karhutla terjadi di daerah setempat. Kemudian sosialisasi terkait bahaya karhutla juga terus dilakukan personel BPBD Palangka Raya,” jelas Budi.

Sebagai informasi, karhutla seluas 19,69 hektare itu terjadi semenjak awal Januari hingga Agustus 2024. Dan, semua itu berasal dari 47 kali kejadian.

Budi menjelaskan, 19,69 hektare lahan dan hutan yang terbakar itu berada di lima kecamatan, yakni di Kecamatan Jekan Raya sebanyak 33 kejadian dan Kecamatan Pahandut lima kejadian.

Lalu ada enam kejadian di Kecamatan Sebangau, Kecamatan Bukit Batu tiga kejadian, dan Kecamatan Rakumpit hingga sampai saat ini sama sekali tidak ada kejadian sehingga totalnya menjadi 47 kejadian.

“Kami beserta relawan terus berupaya melakukan pencegahan terkait kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kota Palangkaraya, semenjak memasuki musim kemarau ini,” tegas Budi.

Sebelumnya Penjabat (Pj) Wali Kota Palangkaraya Hera Nugrahayu mengakui kalau wilayahnya memiliki risiko tinggi untuk terjadi kebakaran lahan, terutama pada lahan tidur atau yang tidak produktif.

Dengan status siaga yang masih berlaku, Pemkot Palangkaraya terus memantau situasi dan melakukan langkah-langkah proaktif guna meminimalisir risiko dan dampak karhutla.

Karena itu, Hera pun mengingatkan pentingnya koordinasi antara berbagai instansi terkait seperti BPBD, pemadam kebakaran (damkar), dan relawan. Selain itu, ia juga menekankan perlunya keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan karhutla. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *