JAKARTA, borneoreview.co – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Republik Indonesia, Maman Abdurrahman, menegaskan bahwa saatnya UMKM naik kelas dengan masuk ke sektor-sektor strategis, seperti pertambangan dan perumahan. Hal itu disampaikannya dalam acara “Silaturahmi dan Saresehan Ekonomi” bersama sekitar 200 pelaku UMKM asal Sambas, Kalimantan Barat, di Jakarta, Jumat (9/5/2025) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Maman menekankan pentingnya perubahan paradigma terhadap UMKM yang selama ini hanya diasosiasikan dengan usaha kaki lima.
“UMKM bukan sekadar penjual sate atau keripik singkong. UMKM adalah entitas bisnis yang besar dan potensial. Sudah waktunya kita melihat UMKM sebagai pilar ekonomi yang bisa masuk tambang, masuk perumahan, dan naik kelas,” tegas Maman.
Maman mengungkapkan, dirinya tengah memperjuangkan revisi UU Pertambangan agar pelaku UMKM dapat memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP). Dengan langkah ini, UMKM dapat masuk ke sektor pertambangan yang selama ini didominasi pengusaha besar.
“Melalui skema UMKM, mereka bisa masuk tambang. Ini langkah konkret agar UMKM tidak hanya bertahan, tapi berkembang dan naik kelas,” kata Maman.
Tak hanya sektor tambang, Maman juga memperjuangkan peran UMKM dalam sektor konstruksi, khususnya dalam program pembangunan 3 juta rumah rakyat yang digagas Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait.
Maman mendorong ekosistem pembinaan UMKM melalui kemitraan dengan pengusaha besar dan skema pembiayaan yang jelas. Menurutnya, ini menjadi solusi konkret agar UMKM bisa naik level dari mikro ke kecil, kecil ke menengah, dan seterusnya.
“Saya sudah siapkan grand strategi. UMKM tidak boleh hanya jadi penonton dalam pembangunan. Mereka harus terlibat langsung, termasuk di sektor tambang dan perumahan,” ujar Maman.
Bupati Sambas, H. Satono, yang hadir dalam acara tersebut, menyampaikan terima kasih atas kepedulian Menteri UMKM terhadap pelaku usaha asal Sambas. Ia menyebut, Sambas merupakan wilayah strategis berbatasan langsung dengan Malaysia dan memiliki surplus beras sebanyak 40.010 ton pada 2024.
“Kami siap mengikuti arahan Menteri agar UMKM di Sambas bisa masuk ke sektor strategis seperti tambang dan konstruksi, sekaligus mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” ujar Satono.
Ketua Panitia Acara, Nicolaus Prawiro, menyampaikan bahwa meskipun kondisi ekonomi global penuh tantangan, para pelaku UMKM asal Sambas tetap optimistis. Acara ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat sinergi pengusaha perbatasan dengan pemerintah pusat.
“Tema besar kami adalah peluang dan sinergi untuk percepatan program Asta Cita. Kehadiran Pak Menteri memberi harapan baru bagi UMKM Sambas untuk bisa naik kelas, termasuk masuk ke sektor tambang dan konstruksi,” ujar Nico.
Acara ini dihadiri oleh para pengusaha dari berbagai wilayah Kalimantan Barat, termasuk Sintang, Paloh, hingga paguyuban warga Kalbar di Batam dan Surabaya. Menutup pertemuan, Menteri Maman berjanji akan menjadi tuan rumah untuk acara lanjutan enam bulan mendatang.***