Harga Bahan Pangan di Pasar Flamboyan Pontianak Terpantau Stabil

Aktivitas jual beli ayam di Pasar Flamboyan Pontianak, Kalbar.

PONTIANAK, borneoreview.co – Harga sejumlah bahan pangan di Pasar Flamboyan, Pontianak, terpantau stabil dan tidak menunjukkan adanya gejolak harga. Kondisi ini memberikan kabar baik bagi masyarakat yang melakukan belanja kebutuhan sehari-hari.

Penjual ayam ras potong, Abdhizar, mengungkapkan bahwa harga daging ayam ras potong saat ini berada di Rp24.000 per kilogram.

“Harga ini normal dan relatif stabil,” ujarnya, Minggu (25/8).

Harga bahan pangan lainnya juga menunjukkan kestabilan. Bawang merah dihargai Rp20.000 per kilogram, bawang putih tetap di Rp30.000 per kilogram. Untuk cabai, cabai rawit lokal dibanderol Rp50.000 per kilogram, cabai rawit dari luar Rp46.000 per kilogram, dan cabai keriting Rp36.000 per kilogram.

Untuk sayur-sayuran, harga juga tetap stabil. Kol dijual seharga Rp7.000 per kilogram, tomat Rp6.000 per kilogram, mentimun Rp12.000 per kilogram, terong Rp12.000 per kilogram, sawi putih Rp10.000 per kilogram, dan wortel Rp15.000 per kilogram. Semua harga ini menunjukkan kestabilan tanpa gejolak berarti.

Penjabat Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, menjelaskan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak terus memantau stok dan perkembangan harga bahan pangan untuk menjaga kestabilan harga dan mengendalikan inflasi.

Ani Sofian menyebutkan bahwa strategi kebijakan 4K—keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif—adalah kunci dalam menjaga stabilitas harga.
“Pembiayaan implementasi strategi 4K juga perlu diperhatikan untuk memperkuat efektivitas pengendalian inflasi dan mencapai ketahanan pangan daerah berkelanjutan,” katanya.

Lebih lanjut, Ani Sofian mengungkapkan bahwa pencapaian ini adalah hasil kerja keras berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalbar, BPS Kota Pontianak, Perum Bulog Kalbar, Kejaksaan Negeri Pontianak, dan Universitas Tanjungpura.

“Angka inflasi Kota Pontianak per bulan Juli tercatat sudah terkendali di 0,60 persen, bahkan menjadi capaian terendah se-Kalimantan Barat,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *