Harga Pertalite Eceran di Kapuas Hulu Capai 15 Ribu Rupiah per Liter

KAPUAS HULU, borneoreview.co – Warga Kota Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), mengeluhkan harga BBM pertalite yang dijual secara eceran. Pasalnya kios pengecer mematok harga hingga Rp15 ribu per liter.

Keluhan soal harga pertalite eceran ini mau tak mau harus warga telan sendiri karena untuk mendapatkan BBM itu di SPBU yang ada di wilayah Kapuas Hulu terbilang sulit.

“Masyarakat sulit antre di SPBU karena umumnya dikuasai oleh antrean para pengecer. Jika pun mengantre, perlu waktu cukup lama karena antrean panjang,” kata Subandi, warga Kota Putussibau Kapuas Hulu, Rabu (7/8/2024).

Subandi menuturkan sebelum SPBU dibuka antrean kendaraan sudah berjejer panjang. Meskipun sudah dilakukan pembagian jalur antrean, tetapi tetap saja antrean panjang terjadi.

Ia mengatakan sebelumnya harga BBM jenis pertalite hanya Rp12 ribu per liter, namun beberapa hari belakang naik menjadi Rp13 ribu, bahkan ada yang menjual Rp15 ribu per liter.

“Para pemilik kios dan pom mini mengaku minyak sulit, kalaupun dapat minyak dari SPBU membatasi hanya bisa dapat 30 hingga 60 liter per hari yang akan dijual kembali di kios,” jelasnya.

Hal senada dikatakan Tambunan, warga Kota Putussibau, harga BBM jenis pertalite di pom mini berkisar Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per liter.

Tambunan pun meminta agar pemerintah daerah melalui instansi terkait untuk turun ke lapangan melakukan pengawasan dan memberikan solusi terkait antrean di SPBU.

“Selama ini masyarakat umum berdiam diri dan tidak mampu untuk mengantre karena harus memakan waktu cukup lama dengan kondisi antrean panjang, itu terjadi hampir di semua SPBU di Kapuas Hulu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kapuas Hulu Agustinus Sargito mengatakan harga BBM jenis pertalite di SPBU masih tetap Rp10 ribu pertalite.

Namun, kenaikan harga terjadi di kios pengecer karena kelangkaan pertalite. “Informasi yang kami peroleh dari SPBU itu dan ada pengurangan pendistribusian BBM jenis pertalite,” jelasnya.

Informasinya, kelangkaan pertalite terjadi karena ada kendala di lapangan. Kepala bagian perekonomian, administrasi pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Budi Prasetiyo, mengatakan saat ini pasokan BBM terkendala karena sungai Kapuas mengalami surut.

Artinyan, jika sebelumnya pendistribusian BBM untuk Kapuas Hulu bisa didapatkan di Kabupaten Sintang maka saat ini hanya bisa didapatkan di Kabupaten Sanggau.

“Kondisi tersebut mengakibatkan keterlambatan suplai BBM karena jarak tempuh cukup jauh dari sebelumnya serta terjadi antrean juga di Kabupaten Sanggau,” katanya.

Budi Prasetiyo menegaskan pihaknya sudah mengambil langkah agar tidak terjadi kelangkaan BBM khususnya pertalite dengan membatasi pengecer hanya 60 hingga 70 liter.

Selain itu, pengecer hanya boleh satu kali antre di SPBU dalam sehari. “Kami sudah tekankan kepada operator di SPBU untuk membatasi para pengecer agar warga bisa mudah mendapatkan minyak di SPBU,” pungkas Budi Prasetiyo. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *