Hilirisasi Kelapa Indonesia Kalah dari Filipina, Ini Penyebabnya

PONTIANAK, borneoreview.co – Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa terbesar di dunia. Namun, kenapa hilirisasi kelapa di Indonesia masih tertinggal?

Melansir berbagai sumber, Rabu (19/3/2025), industri hilirisasi kelapa Indonesia masih kalah dari negara tetangga, seperti Filipina.

Negara itu, bersama Thailand, malah masih mendominasi pasar internasional.

Salah satu faktor utama yang membuat Indonesia tertinggal dari Filipina adalah pemanfaatan kelapa yang belum optimal.

Pertanyaannya adalah, kenapa? Berikut beberapa fakta hingga kelapa Indonesia masih tertinggal:

1. Milik Perorangan
Fakta menunjukkan, 99 persen dari perkebunan kelapa di Indonesia dikelola oleh petani perorangan.

Hal ini berbeda dengan Filipina, yang telah mampu mengoptimalkan pengolahan kelapa dengan menggunakan teknologi yang lebih maju.

2. Tradisional
Di Indonesia, proses poduksi pengolahan kelapa masih mengandalkan metode tradisional.

Salah satu contohnya adalah pengeringan kelapa kopra yang masih dilakukan dengan cara dijemur, sementara di Filipina sudah menggunakan teknologi pengasapan sederhana yang lebih efektif.

3. Sekadar Banyak
Meskipun produksi kelapa Indonesia lebih banyak dibandingkan Filipina, yakni 15,13 miliar butir pada 2023 sedangkan Filipina dengan 14,9 miliar butir, kualitas dan berat kelapa Filipina lebih unggul.

Berat total produksi kelapa Filipina mencapai 1,96 juta ton, sementara Indonesia hanya 1,42 juta ton. Perbedaan itu tentu berpengaruh terhadap valuasi kelapa kopra.

4. Harga
Di Filipina, kopra dihargai USD1.035 per ton, sementara di Indonesia hanya USD829 per ton.

Sebagai informasi, selain bungkil kelapa dan kopra, kelapa dapat diolah menjadi kelapa parut, santan, minyak kelapa, tepung kelapa, arang batok, hingga nata de coco.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *