HULU SUNGAI TENGAH, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) miliki tim percepatan eliminasi Tuberkulosis (TBC) guna mencegah penyebaran penyakit menular yang mematikan itu.
Pemkab Hulu Sungai Tengah menyatakan dalam praktiknya menggandeng lembaga lain untuk bersinergi utamanya dalam hal membuat laporan harian dan mingguan terkait TBC.
“Kami bentuk tim ini sebagai langkah dini dalam mengeliminasi kasus TBC. Ini upaya mendeteksi dini kasus TBC,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Hulu Sungai Tengah, Desfi Delfiana di Barabai, Selasa (5/11/2024).
Selain itu pihaknya juga menggandeng lembaga lain untuk bersinergi utamanya dalam hal membuat laporan harian dan mingguan terkait TBC. Dengan laporan rutin, ini juga sebagai upaya dini mengeliminasi kasus TBC.
“Namun tidak berhenti di situ saja, tenaga kesehatan kami melakukan cara-cara persuasif dan jemput bola untuk mencegah TBC,” ujarnya.
Desfi mengatakan salah satu cara persuasif itu dengan memanfaatkan program puskesmas keliling yang dilaksanakan oleh puskesmas dan posyandu lewat penjaringan anak sekolah dan tempat yang berpotensi terjadi penularan.
Menurut dia, langkah ini merupakan upaya dalam meningkatkan deteksi dini kasus TBC, utamanya melakukan investigasi kontak bagi penderita TBC.
Desfi berharap lewat program pusling kasus TBC dapat teratasi dan dicegah di Kabupaten HST, sehingga masyarakat terhindar dari penyakit menular itu.
Ia juga memastikan di Kabupaten HST hingga saat ini tidak terdapat kondisi luar biasa terkait kasus TBC. “Sampai saat ini belum ada,” ujar Desfi.
Dalam laporan terkini WHO, penyakit TBC diperkirakan sudah menyerang 8,2 juta orang pada tahun 2023, jumlah kasus tersebut melonjak tinggi sejak 1995.
WHO melaporkan jumlah kasus baru tertinggi di wilayah Asia Tenggara (45 persen), kemudian Afrika (24 persen), dan Pasifik Barat (17 persen).
Selain itu, sekitar 56 persen dari beban TBC global terkonsentrasi di wilayah tertentu, yang mana India memimpin dengan 26 persen, diikuti Indonesia 10 persen, Tiongkok dan Filipina masing-masing 6,8 persen, dan Pakistan 6,7 persen. (Ant)