Indonesia Wujudkan Langkah Besar di Industri Pengolahan Mineral dengan Proyek SGAR Mempawah

MEMPAWAH, borneoreview.co – Indonesia sedang mengukir prestasi baru di sektor pengolahan mineral dengan dimulainya proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek strategis ini bertujuan untuk mengolah bauksit menjadi alumina, bahan baku utama dalam produksi aluminium, dengan total investasi sebesar USD900 juta (sekitar Rp13,96 triliun). Kehadiran SGAR menjadi langkah besar pemerintah Indonesia untuk mendorong hilirisasi industri, mengurangi ketergantungan pada impor alumina, serta memperkuat perekonomian nasional.

Dampak Ekonomi Positif bagi Masyarakat Lokal

Selain berkontribusi bagi industri, proyek SGAR juga berdampak besar pada masyarakat setempat. Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), Leonard M Manurung, menyatakan bahwa proyek ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja, membuka peluang bisnis bagi masyarakat lokal sebagai pemasok barang dan jasa, serta menggerakkan ekonomi daerah. Pabrik alumina yang dikelola PT BAI ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Mempawah untuk terlibat langsung dalam operasional pabrik, baik sebagai penyedia material maupun tenaga kerja terampil.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pertambangan di Kalimantan Barat menyumbang sekitar 15,38% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Adanya proyek ini diprediksi akan meningkatkan kontribusi sektor ini dan memperluas lapangan kerja, terutama di sektor pengolahan yang saat ini menyerap sekitar 5% dari angkatan kerja di Kalimantan Barat.

Memperkuat Ketahanan Industri Aluminium Nasional

SGAR Mempawah memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun pada fase pertama. Hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan smelter aluminium milik PT Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara, sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor alumina, yang selama ini menyumbang sekitar 56% kebutuhan dalam negeri. Dengan kapasitas produksi PT Inalum yang baru mencapai 275.000 ton per tahun, proyek ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan alumina nasional yang mencapai 1,2 juta ton per tahun.

Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat Lokal

PT BAI juga berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencakup pelatihan dan pengembangan keterampilan. Program ini tidak hanya mempersiapkan masyarakat untuk bekerja di industri pengolahan alumina, tetapi juga membuka peluang usaha sebagai pemasok barang atau jasa bagi pabrik, memberi manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.

Prospek Masa Depan dan Keberlanjutan

Proyek SGAR ini tidak hanya berhenti pada fase pertama; fase kedua yang direncanakan beroperasi pada 2028 akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 2 juta ton alumina per tahun dengan kebutuhan bauksit yang diproyeksikan mencapai 6 juta ton per tahun. Keberadaan proyek ini diharapkan tidak hanya mendukung ekonomi daerah saat ini, tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat, industri, dan perekonomian nasional.

Dengan kerja sama antara pemerintah, perusahaan BUMN, dan masyarakat, proyek SGAR Mempawah menjadi contoh sukses upaya hilirisasi industri di Indonesia. Jika berjalan sesuai rencana, proyek ini akan memperkuat ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong kemajuan industri mineral nasional. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *