PONTIANAK, borneoreview.co – Indonesia kaya sumber daya alam. Bukan rahasia lagi bukan? Itulah sebab cukup banyak usaha pertambangan yang ada, termasuk tambang perak.
Namun, tambang perak tidaklah sefamiliar tambang emas. Kenapa? Karena biasanya kedua sumber alam ini berdampingan atau bersamaan.
Dengan kata lain, tambang perak berada di pertambangan emas. Selain keduanya, satu lagi yang cenderung bersama adalah tembaga.
Melansir berbagai sumber, Kamis (11/9/2025), menurut basis data tambang dan proyek GlobalData, terdapat 19 tambang perak di Indonesia.
Berikut lima tambang perak yang bisa dikatakan terbesar di Indonesia:
1. Tambang Deep Mill Level Zone
Tambang Deep Mill Level Zone adalah tambang bawah tanah yang terletak di Papua.
Tambang ini dimiliki oleh Mining Industry Indonesia dan diperkirakan memproduksi 1,91 juta ons perak pada tahun 2023. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2041.
2. Tambang Gua Blok Grasberg
Tambang Grasberg Block Cave yang terletak di Papua dimiliki oleh Mining Industry Indonesia.
Tambang bawah tanah ini diperkirakan menghasilkan 1,74 juta ons perak pada tahun 2023. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2041.
3. Proyek Martabe
Proyek Martabe terletak di Sumatera Utara. Proyek ini dimiliki oleh United Tractors.
Tambang ini diperkirakan menghasilkan 1,5 juta ons perak pada tahun 2023 dan akan beroperasi hingga tahun 2034.
4. Tambang Bawah Tanah Big Gossan
Tambang Bawah Tanah Big Gossan, milik Industri Pertambangan Indonesia, adalah tambang bawah tanah yang terletak di Papua.
Tambang ini diperkirakan menghasilkan 938,87 ribu ons perak pada tahun 2023. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2041.
5. Proyek Oksida Tujuh Bukit
Dimiliki oleh Merdeka Copper Gold, Proyek Oksida Tujuh Bukit adalah tambang terbuka yang terletak di Jawa Timur.
Proyek ini diperkirakan menghasilkan 627,98 ribu ons perak pada tahun 2023. Tambang ini akan beroperasi hingga tahun 2024. **