PONTIANAK, borneoreview.co – Pemerintah Indonesia semakin gencar menggerakkan hilirisasi batu bara, sehingga nantinya batu bara bernilai tambah sebelum dijual.
Melansir berbagai sumber, Selasa (18/3/2025), berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, setidaknya ada tujuh jenis proyek hilirisasi batu bara yang bisa dikerjakan.
Dua dari tujuh jenis proyek hilirisasi batu bara yang sudah Indonesia kerjakan per 2020 adalah pembuatan briket batu bara dan peningkatan mutu batu bara (coal upgrading).
Sementara, jenis lainnya adalah gasifikasi batu bara di permukaan dan gasifikasi batu bara di bawah tanah (Underground Coal Gasification/ UCG).
Selain itu ada pencairan batu bara (coal liquefaction), pembuatan kokas, dan coal slurry/ coal water mixture (minyak bakar).
Berikut perkembangan proyek hilirisasi batu bara Indonesia oer 2020:
1. Pembuatan briket batu bara
Ada dua perusahaan yang mengembangkan proyek ini yaitu PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Thriveni.
Besaran investasi untuk proyek briket ini mencapai sekitar US$ 15 juta.
2. Peningkatan mutu batu bara (coal upgrading)
Dikerjakan oleh PT ZJG Resources Technology dengan perkiraan investasi US$ 80-170 juta.
3. Gasifikasi batu bara
Ada rencana dikembangkan oleh:
– PT Bukit Asam, produk: DME, methanol.
– KPC, produk: methanol
– Arutmin Indonesia, produk Syngas (finalisasi kajian)
– Adaro Indonesia, methanol (masih kajian awal)
– Berau Coal, produk DME/ Hidrogen (masih kajian awal).
Nilai investasi per proyek diperkirakan mencapai US$ 1,5-3 miliar.
4. Underground Coal Gasification (UCG)
Direncanakan dikembangkan oleh:
– PT Kideco Jaya Agung di Kalimantan Timur (Pilot plant)
– PT Indominco di Kalimantan Timur
– PT Medco Energi Mining International (MEMI) dan Phoenix Energi Ltd di Kalimantan Utara.
Proyeksi investasi sekitar US$ 600-800 juta, 30%-40% lebih rendah dibandingkan gasifikasi permukaan.
5. Pencairan Batu Bara (coal liquefaction)
Belum ada yang mengajukan proyek ini ke pemerintah. Adapun perkiraan investasi sekitar US$ 2-4 miliar.
6. Pembuatan Kokas
– Semi cooking coal plant project direncanakan dikembangkan PT Megah Energi Khatulistiwa, produk: Semi Coke, Coal tar.
Perkiraan investasi sekitar US$ 200-400 juta.
7. Coal slurry/ coal water mixture
Belum ada yang mengusulkan proyek ini ke pemerintah. Perkiraan investasi sekitar US$ 200 juta.***