JAKARTA, borneoreview.co – Dokter spesialis bedah plastik subspesialis kraniomaksilofasial dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyampaikan, pasien dengan bibir sumbing rahang atasnya bisa mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Dalam diskusi yang diikuti via daring dari Jakarta, dr Dwi Wicaksono dari RSCM menyampaikan, masalah pertumbuhan rahang atas ini membuat pasien kesulitan mengunyah.
Selain itu, menurut dia, adanya celah pada bibir bisa mempengaruhi fungsi faring atau tenggorokan dalam menyalurkan makanan, minuman, dan udara ke lambung.
Dia menyampaikan bahwa tindakan bedah rahang bisa dilakukan agar pasien dengan bibir sumbing bisa berbicara dan bernafas lebih baik dan profil wajahnya juga menjadi lebih baik.
Menurut dia, tindakan bedah rahang bisa dilakukan pada pasien berusia remaja dan dewasa.
Kebutuhan tindakan bedah rahang bergantung pada bentuk bibir sumbing pasien, seperti apakah sumbing terjadi di dua sisi serta adanya celah pada gusi dan langit-langit mulut.
Dokter Dwi menyampaikan bahwa bedah ortogenatif atau bedah rahang mencakup pembedahan area rahang atas dan rahang bawah serta dagu.
Menurut dia, pembedahan lebih baik langsung dilakukan pada rahang atas dan bawah sekaligus jika memungkinkan.
Persiapan operasi bedah rahang membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
“Sebenarnya untuk tata laksana dari bedah rahang ini sudah bisa kita prediksikan sebelum kita melakukan tindakan operasinya,” kata dokter Dwi.
“Kita bisa memprediksikan harus memotong seberapa banyak, harus dimajukan, dimundurkan, dirotasi ke atas, bawah, kiri, kanan, juga posisi giginya. Itu semua bisa dilakukan simulasi dengan menggunakan software digital di komputer,” ia menjelaskan.
Ia menambahkan, teknologi membantu dokter menilai tulang rahang serta jaringan lunak pada wajah.
Sebelum menjalani operasi, pasien akan diminta menjalani pemeriksaan CT scan pada bagian kepala dan gigi secara menyeluruh.
Hasil pemeriksaan itu akan dievaluasi bersama oleh tim untuk menentukan posisi rahang yang baik bagi pasien.
Setelah itu, dokter ortodonti maupun bedah plastik akan menentukan tahapan dan tata laksana penanganan.
“Terutama untuk yang berkaitan dengan bedah rahang ini adalah penggunaan campak tulang yang bisa kita dapatkan dari tulang kering di kaki atau dari tulang pinggul. Itu juga akan mempengaruhi nantinya di operasi selanjutnya,” dokter Dwi menjelaskan.
Dokter Dwi menerangkan bahwa sumbing adalah kelainan bawaan yang bisa terjadi pada area bibir, gusi, maupun langit-langit mulut.
Persiapan penanganan sumbing, baik berupa tindakan operasi maupun non-operasi, bisa dilakukan sejak bayi lahir.
Dokter Dwi menyampaikan bahwa operasi bibir bisa dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai berusia tiga bulan dan operasi langit-langit mulut dapat dilakukan pada saat pasien berusia sembilan sampai 12 bulan.
Bedah rahang bisa dilakukan pada pasien berusia remaja sampai dewasa. Tindakan ini bisa dilakukan pada perempuan berusia mulai sekitar 16 tahun dan pria dari usia 17 sampai 18 tahun.
“Kita membutuhkan tata laksana selanjutnya pada saat pasien tersebut sudah dewasa. Mungkin memang banyak belum tahu, belum terlalu populer untuk masyarakat mengetahui bahwa ternyata sumbing ini sampai dewasa pun masih bisa dikerjakan,” kata dokter Dwi.