PONTIANAK, borneoreview.co – Sejatinya banyak tahap hingga sawit bisa berubah menjadi Crude Palm Oil alias CPO. Jadi, tidak sekonyong-konyong jadi
Melansir berbagai sumber, Jumat (4/4/2025), setidak butuh sekian langkah agar buah sawit menjadi minyak yang memiliki banyak manfaat itu.
Berikut langkah atau tahapnya:
1. Jembatan Timbang
Proses pembuatan minyak sawit dimulai dari proses penimbangan.
Pada umumnya, setiap pabrik kelapa sawit pasti menggunakan sistem komputer untuk menimbang semua truk pengangkut Tandan Buah Sawit (TDS) dari perkebunan pemerintah maupun swasta.
Prinsip kerja penimbang atau jembatan timbang ini adalah membiarkan truk pengangkut melewati jembatan timbang, lalu berhenti selama 5 menit untuk dicatat berapa total beratnya.
Kemudian setelah dibongkar, truk tersebut akan ditimbang ulang, untuk dihitung selisihnya dengan hasil awal tadi. Hal ini dilakukan agar proses perhitungan menjadi lebih akurat.
2. Penyortiran Buah Sawit
Setelah ditimbang, buah sawit yang sudah masuk ke pabrik harus diperiksa dengan baik kualitas dan kematangannya.
Proses pemeriksaan ini sering disebut juga sebagai sortir buah agar buah yang diambil nanti benar-benar buah dengan kualitas terbaik.
Kriteria yang paling penting dalam proses penyortiran ini adalah tingkat kematangan. Karena tingkat kematangan buah sawit dapat memengaruhi rendaman minyak dan ALB (Asam Lemak Buah/ FFA = Free Fatty Acid).
Buah sawit yang memenuhi kriteria akan dimasukkan ke tempat pengumpulan sementara (loading ramp) sampai akhirnya nanti diteruskan ke stasiun perebusan sawit (Sawit Oil Sterilizer ).
3. Proses Perebusan Buah Sawit (Sterilizer)
Lori buah yang sudah terisi Tandan Buah Segar (TDS) akan dimasukkan ke dalam sterilizer dengan capstan.
Tujuannya untuk mengurangi meningkatnya asam lemak bebas (ALB/FFA), mempermudah proses pelepasan buah sawit pada thresher, mengurangi kadar air pada buah sawit, dan melunakkan daging buah, sehingga lebih mudah lepas dari biji (nut).
4. Proses Penebah (Thresher Process)
Pada tahap ini, pabrik biasanya menggunakan mesin hoisting crane untuk mengangkat lori buah sawit dan isi buah sawit ke bunch feeder (hooper).
Selanjutnya, ada thresher (bantingan) yang berfungsi untuk melepaskan buah sawit dari tandan sawit dengan cara mengangkat dan membandingnya ke empty bunch conveyor atau konveyor tandan sawit kosong.
Berikutnya ada pressing machine yang berfungsi untuk mengambil minyak dari buah kelapa sawit. Keberhasilan pengoperasian alat ini akan mempengaruhi kualitas minyak.
Untuk itu, perlu dipastikan bahwa mesin yang digunakan adalah yang terbaik.
Digester juga merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan buah sawit dengan biji, melembutkannya agar lebih mudah diproses dan memanaskan buahnya.
Terakhir, dimasukan ke screw press atau mesin kempa ulit sawit yang berguna untuk memeras buah sawit yang sudah dipisahkan oleh digester agar menghasilkan minyak kasar.
5. Proses Pemurnian Minyak
Setelah melalui mesin screw press, minyak kasar akan dimurnikan melalui Sand Trap Tank (Tangki Pemisah Pasir), Vibro Separator (Ayakan Getar), Continues Settling Tank,
Sludge Tank, Sank Cyclone / Pre- Cleaner, Rotary Brush Strainer (Saringan Berputar), dan Storage Tank.
Setelah melalui proses yang panjang, maka minyak kelapa sawit pun siap dipasarkan.***