DENPASAR, borneoreview.co – Universitas Udayana (Unud) Bali bakal membangun instalasi pengelolaan sampah terpadu untuk mendukung pengurangan timbulan sampah di wilayah ini.
“Instalasi pengelolaan sampah terpadu bukan hanya infrastruktur pengelolaan sampah, tetapi juga laboratorium hidup,” kata Rektor Universitas Udayana (Unud) Prof I Ketut Sudarsana di Denpasar, Bali, Kamis (7/8/2025).
Pihaknya akan meluncurkan proyek instalasi pengelolaan sampah terpadu dengan luas lahan mencapai 4.000 meter persegi tersebut di Kampus Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali.
Ia menyebutkan saat ini perguruan tinggi negeri tersebut sedang mengupayakan kerja sama dengan pihak investor untuk segera mengimplementasikan IPST dengan total pendanaan sekitar Rp22,18 miliar.
Dalam desain IPST itu, menurut dia, berbagai fasilitas seperti pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, penanganan sampah plastik, hingga penerapan inovasi untuk penanganan sampah residu modern mencakup sistem Internet of Things (IoT) dan dasbor digital untuk pengawasan operasional secara aktual.
Kemudian laboratorium, kebun percobaan, ruang inovasi, hingga ruang pameran produk daur ulang.
IPST, kata dia, diperkirakan mampu menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 95 ton setara karbon per tahun, menghemat lahan di tempat pemrosesan akhir (TPA) hingga 1.000 meter persegi per tahun dan menghasilkan sekitar 150 ton pupuk organik serta 170 ton material daur ulang setiap tahun.
Pihaknya juga menghitung biaya operasional tahunan instalasi itu diperkirakan sekitar Rp2,35 miliar.
Selain itu, lanjut dia, IPST juga ditargetkan menciptakan lapangan kerja dan melibatkan mahasiswa dalam praktikum setiap tahunnya serta menjadi pusat pelatihan dan edukasi lingkungan untuk masyarakat.
Pasalnya, kata dia, fasilitas baru itu nantinya dapat menggerakkan ekonomi sirkular dari pengelolaan sampah plastik yang masih bisa didaur ulang.
“Ini untuk memperkuat peran UMKM lokal dalam rantai ekonomi sirkular,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana IPST Unud I Gede Hendrawan menambahkan bahwa desain instalasi itu tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran lintas disiplin.
“Fasilitas itu dirancang sebagai pusat inovasi lingkungan kampus yang menggabungkan teknologi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat,” katanya. (Ant)