Site icon Borneo Review

Jantung: Organ Penting Penjaga Hidup, Mesti Paham Cara Merawatnya

Kualitas Udara dan Kesehatan

Warga berolahraga saat hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (27/7/2025). Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan pemetaan titik-titik strategis untuk pelaksanaan Car Free Day atau HBKB di lima wilayah administrasi yang didasarkan pada data kualitas udara sebagai upaya pengendalian polusi udara di ibu kota. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/nz

JAKARTA, borneoreview.co – Jantung adalah pusat kehidupan bagi setiap manusia. Jantung berperan dalam menjaga keseimbangan antara oksigen, darah, dan nutrisi di seluruh tubuh.

Ketika fungsi jantung terganggu, dampaknya tidak berhenti di sana. Dampak bisa berpengaruh ke otak, ginjal, paru-paru, bahkan sistem metabolik ikut terimbas.

Itulah mengapa baru-baru ini dalam memperingati Hari Jantung Sedunia yang jatuh setiap 9 September.

Peringatan itu penting kiranya, untuk mengajak masyarakat mengenali lebih dalam hubungan jantung dengan “teman-temannya”.

Yakni, organ-organ vital yang bekerja bersama menjaga kehidupan manusia.

Kesadaran tentang jantung tidak hanya penting bagi masyarakat umum, tetapi juga bagi tenaga kesehatan.

Memasyarakatkan cara memelihara kesehatan jantung amat penting, tidak hanya bagi masyarakat, tapi juga tenaga medis sebagai bagian dari edukasi.

Tenaga medis, misalnya, perlu untuk mengikuti Master Class Cardiovascular Kidney Metabolic untuk mengetahui.

Antara lain, soal penggunaan media kontras dalam diagnosis dan intervensi. Khususnya, bagi penderita gagal ginjal kronis yang membutuhkan prosedur invasif.

Di sisi lain, peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan harus berjalan seiring dengan peningkatan literasi publik.

Perkembangan medis terjadi sangat cepat dan kasus yang ditangani rumah sakit pun semakin beragam.

Maka, sharing dan recommendation session menjadi krusial agar semua dokter memiliki pemahaman yang sama terhadap perkembangan terkini.

Edukasi Publik

Sementara bagi masyarakat luas, edukasi terkait pentingnya menjaga jantung dan organ lainnya sangat diperlukan.

Masyarakat, misalnya, perlu memahami gambaran keterkaitan jantung dengan berbagai organ penting.

Termasuk jantung dan otak, jantung dan paru-paru, jantung dan ginjal, jantung dan obesitas, jantung dan diabetes, jantung pada anak, serta jantung pada kehamilan.

Edukasi bisa dilakukan melalui podcast atau platform di media sosial.

Melalui cara ini, edukasi tidak hanya hadir dalam ruang seminar medis.

Juga bisa dinikmati masyarakat di ruang digital, memperluas kesadaran bahwa menjaga jantung sama dengan menjaga seluruh sistem tubuh.

Tim Peneliti dari Jurusan Teknik Mesin Poliban, Kalsel saat memperlihatkan alat ciptaan mereka, coating berbasis ultrasonic sebagai inovasi baru penanganan penyakit jantung koroner di kampus Poliban, Jumat (23/11/2024). (ANTARA/HO-POLIBAN)

Hal yang tidak kalah penting adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan memahami faktor risiko kesehatan jantung.

Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, sekaligus Kepala Staf Medis Fungsional Bidang Kardiologi di Siloam Hospitals TB Simatupang.

Yoga menegaskan, gangguan irama jantung atau aritmia bisa berdampak luas hingga menyebabkan stroke.

Salah satu bentuk aritmia, atrial fibrillation (AF), sering kali tidak disadari pasien karena gejalanya ringan.

Namun, gangguan ritme ini dapat menyebabkan pembekuan darah di jantung yang kemudian menyumbat pembuluh darah di otak.

Penanganan aritmia harus dilakukan secara menyeluruh, dari diagnosis hingga tindakan medis. Saat ini, ada teknologi mutakhir.

Seperti, pulse field ablation (PFA) untuk menangani aritmia, serta melakukan tindakan left atrial appendage closure, tanpa operasi, untuk mencegah stroke pada pasien AF.

Bahkan, tindakan cardio neuro ablation (CNA) bagi pasien yang mengalami pingsan, akibat aktivitas saraf vagus berlebihan.

CNA telah berhasil dilakukan di rumah sakit dan menjadi yang pertama di Indonesia.

Dalam waktu dekat, juga akan ada layanan renal denervation bagi pasien hipertensi yang sulit dikendalikan, meski sudah mengonsumsi berbagai obat di Indonesia.

Semua ini dilakukan dalam kerangka kolaborasi multidisiplin antara kardiologi, neurologi, renal, dan endokrin agar pasien memperoleh penanganan yang komprehensif.

Jantung dan Ginjal

Hubungan antara jantung dan ginjal menjadi perhatian tersendiri dalam upaya menjaga kesehatan organ vital.

Jantung dan ginjal memiliki hubungan timbal balik. Ketika jantung melemah, suplai darah ke ginjal berkurang.

Hal itu menyebabkan organ tersebut, kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga tidak dapat menyaring limbah dengan optimal.

Sebaliknya, gangguan pada ginjal juga dapat menekan kinerja jantung melalui peningkatan tekanan darah dan pembentukan cairan berlebih.

Karena itu, pasien penyakit ginjal kronis memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi jantung, dan deteksi dini menjadi kunci utama untuk mencegah kondisi yang lebih berat.

Dalam konteks pelayanan, sangat penting dilakukan koordinasi multidisipliner. Untuk menjaga organ terpenting manusia, jantung, dibutuhkan kolaborasi antara berbagai bidang.

Tenaga medis berkompeten serta peralatan diagnostik dan terapeutik modern yang memungkinkan pasien memperoleh layanan terpadu dalam satu fasilitas.

Sejumlah rumah sakit telah mengadopsi protokol penanganan stroke cepat yang diakui secara internasional, menunjukkan komitmen mereka terhadap kecepatan dan ketepatan diagnosis serta tindakan medis.

Kesadaran akan pentingnya jantung bukan hanya urusan pasien, tetapi juga bagian dari gaya hidup sehat yang perlu ditanamkan sejak dini.

Sebab, penyakit jantung kini juga banyak menyerang usia muda dan anak-anak.

Hari Jantung Sedunia hendaknya juga menjadi momentum yang bukan menjadi sekadar untuk memperingati organ yang berdetak tanpa henti.

Juga pengingat bahwa kesehatan adalah hasil kerja sama seluruh sistem tubuh dan kesadaran manusia untuk menjaganya.

Melalui pendekatan ilmu, empati, dan edukasi, pesan pentingnya menjaga jantung dan organ “sahabatnya” menemukan tempat yang nyata di tengah masyarakat.

Sebab, mengenal jantung bukan sekadar tahu cara kerjanya. melainkan memahami bahwa setiap detak adalah kehidupan yang layak dijaga dengan pengetahuan, tindakan, dan kasih.

*) dr Dewi Wiguna, MSc adalah Hospitals Director Siloam Hospitals TB Simatupang

Exit mobile version