Kalbar dan Lintas Profesi Berkolaborasi dalam Penanganan Kanker

kanker

PONTIANAK, borneoreview.co – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Sekda Kalbar) Harisson mengatakan provinsi itu memberikan atensi serius dan bekerja bersama lintas profesi dan disiplin ilmu dalam pencegahan dan penanganan kanker di tengah masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Kalbar dalam pencegahan dan penanganan kanker di tengah masyarakat adalah dengan workshop dan simposium bertajuk West Borneo Oncology Update: From Early Detection to a Multidisciplinary Team Approach.

“Melalui workshop ini, kita mengingatkan pentingnya deteksi dini kanker dan pentingnya bekerja bersama lintas profesi dan disiplin ilmu. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama, tidak ada yang bisa berjalan sendiri,” kata Harisson di Pontianak, Senin (3/11/2025).

Harisson menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan yang sangat relevan dengan upaya bersama dalam menghadapi tantangan penyakit kanker yang semakin meningkat.

Sekda Harisson juga menekankan bahwa kanker tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 9,6 juta orang meninggal setiap tahun akibat kanker.

Sebagian besar kasus kanker sebenarnya dapat dicegah atau dideteksi lebih dini. “Di Indonesia, data dari International Agency for Research on Cancer (IARC) menunjukkan lebih dari 400 ribu kasus baru kanker setiap tahun, dengan sekitar 240 ribu kematian. Pada perempuan, kanker payudara dan kanker leher rahim adalah yang paling sering, sedangkan pada laki-laki, kanker paru-paru dan kolorektal mendominasi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Harisson mengungkapkan bahwa di Kalimantan Barat, berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online Tahun 2023, kanker payudara menjadi jenis kanker terbanyak dengan 480 penderita, disusul oleh kanker serviks dengan 178 kasus.

“Kanker merupakan penyakit dengan biaya pengobatan yang tinggi, hanya kalah dari penyakit jantung, menurut data BPJS Kesehatan,” katanya.

Dia menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kanker melalui edukasi dan pemeriksaan dini. “Kabar baiknya, banyak jenis kanker yang bisa dicegah dan diobati jika ditemukan sejak dini. Oleh karena itu, pengetahuan dan kesadaran masyarakat merupakan benteng pertama dalam pencegahan kanker,” kata dia.

Pemerintah pusat, lanjut Harisson, telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2023–2030, yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari tenaga medis, akademisi, organisasi masyarakat, hingga sektor swasta.

“Di daerah, kita menjadi bagian penting dari gerakan besar ini. Mari kita bekerja bersama dalam upaya pencegahan dan pengendalian kanker di Kalbar. Saya yakin, masa depan tanpa ketakutan terhadap kanker adalah mungkin,” katanya.

Sementara itu, Ketua YKI Kalbar Windy Prihastari menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam terselenggaranya kegiatan ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah berperan, sehingga acara ini dapat menjadi wadah edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dalam pencegahan kanker,” kata Windy.

Ia menambahkan bahwa meski YKI Kalbar baru berdiri pada 20 Juni 2024, mereka berkomitmen untuk aktif mendukung berbagai program penanganan dan pencegahan kanker di wilayah ini.

“Dengan adanya YKI Kalbar, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam program promotif, pencegahan, deteksi dini, pengobatan, hingga rehabilitasi,” katanya.

Data SIRS Online Tahun 2023 mencatat terdapat 3.717 penderita kanker yang dirawat di berbagai rumah sakit di Kalimantan Barat, dengan kanker payudara, serviks, usus, darah, dan kelenjar getah bening sebagai kasus terbanyak.

“Kanker merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian kita semua. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat dan semakin banyak yang peduli terhadap kesehatan,” kata Windy.

Pada kesempatan yang sama, Ketua POI Cabang Pontianak periode 2025–2028, Manuel Hutapea menegaskan bahwa pelantikan ini adalah momentum penting bagi POI untuk terus berperan aktif dalam peningkatan kualitas layanan onkologi di Kalimantan Barat.

“POI memiliki peran besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya di bidang onkologi. Mengingat meningkatnya kasus kanker, kami harus lebih gencar memberikan edukasi serta penanganan yang komprehensif,” katanya.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi sarana berbagi pengalaman dan memperkuat kolaborasi antar-profesi di bidang kesehatan. “Mari kita jadikan acara ini sebagai langkah awal untuk memperkuat komitmen kita dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien kanker di Kalimantan Barat,” tutupnya.

Dengan terlaksananya acara ini, lanjutnya, diharapkan akan semakin banyak pihak yang bergerak bersama dalam menangani kanker serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *