SANGGAU, borneoreview.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mendorong inovasi pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Salah satu pabrik di Semuntai, Kecamatan Mukok, Kabupaten Sanggau, telah berhasil mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi briket.
Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson, menyebut briket ini ramah lingkungan dan menjadi alternatif energi yang dapat mengurangi penggunaan minyak, gas alam, dan batu bara. “Tandan kelapa sawit yang kosong diubah menjadi briket, bahan bakar padat yang mampu menyala lebih lama, dan hasilnya dapat dijual ke PLN,” ujar Harisson.
Pabrik pengolah limbah pertanian ini merupakan yang pertama di Kalimantan Barat. Harisson mengaku akan mendorong masyarakat dan perusahaan lain untuk mencontoh inovasi dari pabrik milik M. Ariyanto ini sebagai langkah menghemat energi fosil dan memaksimalkan potensi limbah sawit.
Pemilik pabrik, M. Ariyanto, menjelaskan bahwa inovasi ini dimulai saat pandemi COVID-19 dengan menggandeng Universitas Tanjungpura. “Setiap hari, kami memproduksi 20 ton briket sawit yang langsung dikirim ke PLN Sintang dan Sanggau,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ketersediaan limbah tandan kelapa sawit yang melimpah menjadi potensi besar untuk diolah sebagai bahan bakar alternatif terbarukan. “Pengolahan ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat secara berkelanjutan,” kata Ariyanto.
Langkah ini diharapkan dapat memacu daerah lain di Kalimantan Barat untuk mengembangkan inovasi serupa, menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan, serta mendorong keberlanjutan ekonomi dan energi di tingkat regional. (Kom)