KALSEL, borneoreview.co – Kalimantan Selatan kini menjadi contoh sukses penerapan integrasi peternakan dan perkebunan kelapa sawit. Program ini tidak hanya menekan biaya operasional, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani melalui optimalisasi penggunaan lahan.
Manager Ranch PT Simbiosis Karya Agroindustri, Wahyu Darsono, mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan program ini adalah sistem penggembalaan rotasi menggunakan pagar listrik. “Sebelumnya, petani harus mengawasi ternak mereka secara langsung. Dengan sistem ini, penggembalaan menjadi lebih terjadwal dan terkendali,” ujar Wahyu.
Sistem rotasi ini memungkinkan sapi merumput di area tertentu secara bergantian, menjaga keseimbangan ekosistem tanpa merusak tanaman kelapa sawit. Selain itu, kotoran sapi dimanfaatkan sebagai pupuk alami yang meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen. “Kotoran sapi ini sangat kaya nutrisi, sehingga memperbaiki struktur tanah dan hasil produksi sawit,” tambah Wahyu.
Keuntungan lain dari program ini adalah diversifikasi pendapatan petani. Selain hasil kelapa sawit, mereka juga mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan sapi. “Dengan sistem ini, pendapatan petani menjadi lebih stabil dan meningkat,” jelas Wahyu.
Integrasi ini terbukti efisien dan memberikan dampak positif, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Program ini juga dinilai mendukung keberlanjutan sektor pertanian dengan memadukan manfaat dari dua bidang sekaligus.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan terus mendukung inovasi seperti ini agar dapat diterapkan di wilayah lain di Indonesia. Dengan pendekatan serupa, diharapkan sektor pertanian Indonesia semakin maju dan mandiri. (Inf)