SAMARINDA, borneoreview.co – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong penguatan investasi karbon hutan.
Penguatan investasi karbon hutan ini sebagai bagian strategis pembangunan ekonomi hijau di provinsi dengan julukan Benua Etam tersebut.
Konkretnya, kolaborasi lintas sektor adalah kunci guna memperkuat peran daerah terhadap pengelolaan investasi karbon hutan secara berkelanjutan.
“Penguatan ini menjadi krusial seiring status Kalimantan Timur sebagai provinsi pertama di Indonesia yang berhasil menerima manfaat dari program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF-CF),” kata Kepala Bidang Layanan Perizinan dan Non Perizinan DPMPTSP Kaltim, Heru Pratama, Selasa (11/11/2025).
Program yang difasilitasi oleh Bank Dunia tersebut merupakan pengakuan internasional atas keberhasilan Kaltim dalam menurunkan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi hutan.
“Berkat pencapaian itu, Kaltim telah memperoleh pembayaran berbasis hasil yang nilainya mencapai jutaan dolar AS,” kata Heru.
Pada seminar bertema “Investasi Karbon Hutan: Peluang dan Tantangan”, DPMPTSP Kaltim membahas arah pembangunan ekonomi hijau serta mengidentifikasi peluang besar dari perdagangan karbon hutan yang kini menjadi perhatian global.
Seminar tersebut menghadirkan narasumber kompeten yakni Ketua Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kalimantan Timur Prof Daddy Ruhiyat Natawijaja.
Turut berpartisipasi Kepala Bagian Sumber Daya Alam Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nanang Hayani.
Kedua ahli tersebut memaparkan besarnya potensi Kalimantan Timur dalam mengembangkan pasar karbon hutan yang sedang berkembang pesat.
Salah satu fokus utamanya adalah strategi memperkuat kemitraan melalui inisiatif baru bernama Tropical Forest Forever Facility (TFFF).
TFFF dijelaskan sebagai sebuah platform global mutakhir yang dirancang khusus untuk menggabungkan tiga elemen, yakni pendanaan konservasi, mekanisme investasi karbon, serta upaya nyata pengembangan ekonomi lokal masyarakat.
Inisiatif tersebut didiskusikan bersama lebih dari 100 peserta dari berbagai instansi kunci.
Peserta tersebut mencakup perwakilan perangkat daerah dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Kaltim.
Hadir pula berbagai lembaga yang bergerak di bidang kehutanan serta para pelaku usaha di sektor energi terbarukan.
Dari situ pula, DPMPTSP Provinsi Kalimantan Timur semakin menegaskan komitmennya dalam memperkuat pilar ekonomi hijau.
Komitmen itu diwujudkan dengan terus memperluas peluang investasi yang berwawasan lingkungan bagi daerah.
(Ant)
