SAMARINDA, borneoreview.co – Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Ence Achmad Rafiddin Rizal, menegaskan pentingnya pemanfaatan limbah cair minyak kelapa sawit (palm oil mill effluent/POME) sebagai bahan bakar terbarukan untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK).
“POME dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan melalui teknologi methane capture, scrubbing, dan compressing. Selain menekan emisi GRK, ini juga bisa menjadi solusi hemat energi untuk operasional pabrik sawit,” kata Ence di Samarinda, Jumat (15/11/2024).
Teknologi ini memungkinkan POME digunakan sebagai bahan bakar generator listrik, menggantikan solar, sehingga memberikan manfaat bagi pabrik dan masyarakat sekitar. Ia menyebut langkah ini merupakan bagian dari upaya bersama pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan lembaga terkait untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan di Kaltim.
Dalam acara Diseminasi Pengelolaan POME Rendah Emisi di Samarinda, Kamis (14/11), Ence menekankan pentingnya kolaborasi untuk mitigasi emisi GRK di subsektor kelapa sawit. Ia mendorong peningkatan pengelolaan limbah sawit ramah lingkungan, terutama pemanfaatan POME sebagai sumber listrik terbarukan dan alternatif bahan bakar.
“POME memiliki potensi besar untuk menghasilkan listrik, sekaligus mengurangi emisi metana (CH4) yang berdampak 21 kali lebih besar terhadap pemanasan global dibandingkan karbon dioksida (CO2),” ujarnya.
Menurut Ence, dari 106 pabrik kelapa sawit di Kalimantan Timur, hanya tujuh yang telah mengelola POME sesuai Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi GRK 2010–2030. Ketujuh pabrik tersebut adalah PT Rea Kaltim Plantation, PT Prima Mitrajaya Mandiri, dan PT Teguh Jaya Prima Mandiri di Kutai Kartanegara; PT Dharma Satya Nusantara dan PT Telen Prima Sawit di Kutai Timur; serta PT Hutan Hijau Mas dan PT Jabontara Eka Karsa di Berau.
Ence berharap lebih banyak perusahaan sawit di Kaltim mengadopsi teknologi pengelolaan POME rendah emisi. “Kami mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim di wilayah ini,” tutupnya. (Ant)