Kapal Wisata Pemkab Kotawaringin Timur Tenggelam

KOTAWARINGIN TIMUR, borneoreview.co – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menyampaikan kapal wisata milik pemda ditemukan dalam kondisi tenggelam.

Kapal wisata milik Pemkab Kotawaringin Timur itu tenggelam pada Selasa (21/1/2025) pagi di Sungai Mentaya, Disbudpar menduga akibat kebocoran di lambung kapal.

“Dari informasi yang kami terima kejadiannya dini hari tadi,” kata Kepala Disbudpar Kotawaringin Timur, Bima Eka Wardhana, di Sampit, Selasa (21/1/2025).

Kapal yang tenggelam itu merupakan aset yang dibangun sekitar 2010. Kapal itu digunakan untuk penunjang pariwisata susur Sungai Mentaya yang merupakan salah satu ikon di Kota Sampit.

“Namun, karena petugasnya yang menjaga kapal ini tidak tidur di kapal, jadi dia tidak tahu ketika kapal ini mengalami kebocoran yang membuat air masuk ke kapal,” tambah Bima.

Bima menyampaikan, berdasarkan keterangan warga sekitar kapal mulai tenggelam sekitar pukul 02:30 WIB, pada saat sebagian besar orang masih tertidur lelap. Kapal yang mengalami kebocoran itu perlahan semakin tenggelam seiring banyaknya air yang masuk.

Sementara, petugas yang berjaga tidak ada di lokasi saat kejadian, karena memang tidak menginap di kapal ketika malam hari sehingga tidak sempat melakukan upaya penyelamatan terhadap kapal wisata tersebut.

Saat ini kondisi kapal wisata tersebut hampir sepenuhnya tenggelam dan hanya menyisakan bagian atap yang tampak di permukaan Sungai Mentaya.

Tepatnya lokasi tenggelamnya kapal tersebut berada di samping Dermaga Habaring Hurung, di belakang Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit.

“Tidak sempat dilakukan upaya penyelamatan, karena kejadiannya dini hari saat orang sedang tidur, tahu-tahu paginya kapal sudah tenggelam,” ujarnya.

Bima mengakui, sebelum kejadian ini kapal sempat mengalami kebocoran di lambung sebelah kanan, tapi sudah dilakukan upaya penambalan.

Selain itu, untuk antisipasi pihaknya juga sudah menyediakan satu mesin pompa air untuk menyedot air yang masuk ke kapal secara berkala. Namun, kejadian kali ini di luar prediksi pihaknya.

Selanjutnya, pihaknya akan berupaya mengevakuasi kapal tersebut dengan melakukan docking atau galangan kapal ke dok yang berada di seberang Sungai Mentaya untuk kemudian dilakukan perbaikan.

Setelah kapal diperbaiki, apabila memungkinkan maka kapal itu akan kembali difungsikan sebagai kapal wisata seperti sebelumnya.

“Nanti ada tim yang menilai layak atau tidaknya, kalau memang masih bisa diperbaiki dan masih layak nanti kapal ini akan dioperasikan kembali,” demikian Bima. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *