Site icon Borneo Review

Karier Megawati di Partai Politik, dari PDI hingga Berubah jadi PDIP

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, meniti karier di partai politik sejak masih bernama PDI (ig@pdiperjuangan)

PONTIANAK, borneoreview.co – Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tidak hanya itu, dia juga menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai politik tersebut.

Sesuatu yang tidak aneh, pasalnya Megawati Soekarnoputri adalah sosok sentral di PDIP. Bahkan, kariernya telah tercatat saat partai politik tersebut masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Melansir berbagai sumber, Senin (4/8/2025), Megawati Soekarnoputri terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PDI pada 1987 atau sebelum partai politik itu berubah nama menjadi PDIP.

Megawati pernah menjabat Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Jakarta Pusat. Kemudian, dia juga berhasil terpilih menjadi anggota DPR pada pemilihan umum 1987.

Namun, terjadi konflik internal PDI lantaran adanya intervensi dari pemerintah. Untuk mengatasi itu, Megawati didukung untuk menjadi ketua umum.

Pemerintahan Presiden Soeharto yang tidak setuju kemudian menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati dalam Kongres Luar Biasa (KLB) pada Desember 1993 di Surabaya, Jawa Timur.

Masalahnya, larangan tersebut berbanding terbalik dengan keinginan peserta KLB. Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI periode 1993-1998.

Megawati Soekarnoputri adalah perempuan pertama yang menduduki pucuk kepemimpinan partai politik, setidaknya selama Orde Baru. Dan, Megawati kemudian menjadi Presiden RI yang ke-5.

Berikut kronologi karier politik Megawati di partai politik:

1. Kisruh 1996
Konflik di tubuh PDI semakin memanas. Sebab, dalam Kongres PDI yang dihelat di Medan, Soerjadi dinyatakan sebagai Ketua Umum PDI yang baru untuk masa jabatan 1996-1998.

Seusai kongres itu, muncul dualisme kepemimpinan PDI lantaran Megawati bersikukuh masih menjadi ketua umum 1993-1998 yang sah.

Megawati saat itu tetap mempertahankan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Namun kubu Soerjadi mengerahkan massa untuk merebut paksa kantor DPP PDI pada Sabtu, 27 Juli 1996.

Peristiwa itu akhirnya berujung pada kerusuhan massa di Jakarta. Peristiwa berdarah itu dikenal dengan nama Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau Kudatuli.

Setelah itu, Megawati berikut pendukungnya pun dipaksa hengkang dari PDI. Akibatnya, perolehan suara PDI pada pemilu 1997 merosot tajam.

2. Setelah Reformasi 1998
Megawati kemudian mengubah nama partai menjadi PDI Perjuangan supaya menjadi pembeda dari PDI.

Kepemimpinan Megawati sedianya berlangsung hingga tahun 2003, tetapi PDIP kemudian menggelar Kongres I di Semarang, Jawa Tengah pada 2000.

Kongres ini kembali mengukuhkan Megawati sebagai ketua umum, masa jabatannya diperbarui dari 2000 hingga 2005.

3. 2005 hingga Kini
Megawati Soekarnoputri kembali ditetapkan sebagai orang nomor satu di partai berlambang banteng ini pada periode 2005-2010 melalui Kongres II.

Lalu, terpilih juga untuk 2010-2015 melalui Kongres III, 2015-2020 melalui Kongres IV, 2019-2024 lewat Kongres V, dan kini pada periode 2025-2030 pada Kongres VI. ***

Exit mobile version