Kemenperin: Industri Pengolahan Sawit Dorong Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 3T

JAKARTA, borneoreview.co – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa industri pengolahan kelapa sawit telah berkontribusi signifikan dalam menggerakkan kegiatan ekonomi, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hal ini turut menjaga kedaulatan ekonomi nasional melalui penguatan substitusi impor dan pengembangan ekonomi di wilayah perbatasan.

“Industri ini mendominasi kinerja perekonomian Indonesia selama dua dekade terakhir,” ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, di Jakarta, Kamis (21/11).

Putu menjelaskan, kelapa sawit telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, non-pangan, hingga bahan bakar terbarukan. Selain itu, komoditas ini menjadi andalan ekspor nasional dengan nilai tambah yang tinggi. Industri pengolahan sawit juga berhasil menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan kawasan timur Indonesia.

“Contohnya di Dumai-Riau, Sei Mangkei-Sumut, Tarjun-Kalsel, Kotawaringin Barat-Kalteng, Bitung-Sulut, dan Balikpapan-Kaltim. Ini menunjukkan adanya kawasan industri baru berbasis sawit di luar Pulau Jawa,” tambahnya.

Diversifikasi produk hilir sawit juga mengalami peningkatan signifikan, dari 54 jenis pada 2010 menjadi 193 jenis pada 2023. Rasio ekspor produk hilir sawit pun melonjak dari 60 persen pada 2010 menjadi 93 persen pada 2023, menandakan keberhasilan kebijakan hilirisasi.

Putu juga mengungkapkan dampak positif lainnya dari industri sawit, termasuk penyerapan tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebanyak 17 juta orang serta kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 3,5 persen.

“Industri ini menjadi motor penggerak ekonomi, khususnya di wilayah 3T, sekaligus penguat daya saing global Indonesia,” tutupnya. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *