Kemenperin Manfaatkan Limbah Sawit untuk Bioetanol, Upaya Kurangi Emisi Karbon

Ilustrasi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit sebagai bahan pembuatan BBM Biodiesel B40

JAKARTA, borneoreview.co – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah memulai inisiatif untuk memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang sebelumnya dianggap sebagai limbah, sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol.

Teknologi enzymatic digunakan untuk mengubah TKKS menjadi produk industri biokimia yang dapat menggantikan impor, termasuk bioetanol, asam-asam organik, dan bahan kimia bernilai tambah lainnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa pengembangan teknologi fraksionasi TKKS menjadi prekursor seperti glukosa, xylosa, dan lignin menjadi kunci dalam mendukung hilirisasi industri kimia berbasis nabati.

Kemenperin telah merancang Pilot Plant Fraksionasi TKKS berkapasitas 1 ton biomassa per hari untuk mendukung industri bioetanol dan produk kimia terbarukan.

“Inovasi ini tidak hanya menciptakan nilai tambah bagi industri kelapa sawit, tetapi juga mendukung upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini sejalan dengan komitmen kita untuk menuju kebijakan industri yang berkelanjutan dan pro-lingkungan,” ujar Putu Juli.

Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045 telah dirancang untuk mengoptimalkan potensi kelapa sawit sebagai solusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan memperkuat ekonomi nasional, dengan tujuan mendukung pencapaian Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050 dalam sektor industri. (Ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *