Site icon Borneo Review

Kementan Puji Petani Sebatik Kaltara Bisa Tingkatkan Produksi Gabah

Ilustrasi - Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Mineral Pamuji Lestari (dua kiri) didampingi Bupati Nunukan Asmin Laura (dua kanan) berpidato di depan petani Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Minggu (18/8/2024). ANTARA/HO-Dokpim Nunukan

TANJUNG SELOR, borneoreview.co – Para petani di Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat pujian dari Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Ini karena keberhasilan meningkatkan produksi gabah kering panen (GKP).

Pujian Kementan tidak sembarangan, pasalnya kondisi alam sedang tidak baik-baik saja. Namun, petani di Sebatik Kaltara malah bisa meningkatkan produksi gabah.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan Bidang Survei Pertanian, potensi GKP dari hamparan sawah di Desa Tanjung Aru mencapai 5.877,4 kilogram per hektare, dengan potensi produksi beras sebesar 3.979 kilogram per hektare.

Angka itu dinilai cukup tinggi dibandingkan dengan hasil ubinan yang dilakukan di wilayah Sebatik lainnya. Hasil ubinan di Sebatik Utara menunjukkan angka 3,995 kilogram per plot, sementara di Sebatik Barat mencapai 2,6 kilogram per plot.

“Petani Sebatik ini luar biasa, meskipun menghadapi ancaman El Nino dan krisis pangan global, mereka tetap mampu meningkatkan produksi dari lima ton gabah kering panen/GKP menjadi tujuh ton dari sebelumnya lima ton,” kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Mineral, Pamuji Lestari, di Nunukan, Senin (19/8/2024).

Salah satu faktor kunci di balik keberhasilan petani Sebatik adalah program Perluasan Areal Tanam (PAT) yang digagas Kementan. Program ini fokus pada tiga komponen utama, yakni pembukaan lahan baru, peningkatan produktivitas lahan, dan pengembangan infrastruktur pertanian.

“Salah satu komponen penting dalam PAT adalah penyediaan pompa irigasi,” ujar Pamuji.

Ia menyebutkan, saat ini 354 unit pompa telah disediakan, dan 251 unit sudah didistribusikan, serta 103 unit lainnya segera tiba di daerah-daerah yang membutuhkan.

Pamuji juga mengingatkan pentingnya pemanfaatan pompa secara maksimal. Jika ada pompa yang tidak digunakan, Kementan akan menariknya dan memindahkannya ke lokasi lain yang lebih membutuhkan.

Meskipun telah mencapai keberhasilan yang signifikan, petani Sebatik masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait ketersediaan air. Pamuji menekankan pentingnya memastikan adanya sumber air yang cukup sebelum memasang pompa irigasi.

“Kita harus memastikan ada sumber air yang cukup, baik dari sungai, waduk, atau embung, jika tidak ada, sumur bor bisa menjadi alternatif,” katanya pula.

Pamuji berharap program irigasi perpompaan dapat terus berlanjut di masa mendatang. “Kita perlu tinjauan jangka panjang agar program ini dapat dilanjutkan pada 2025,” pungkasnya. (Ant)

Exit mobile version