Site icon Borneo Review

Kenta, Makanan Sakral Dayak Ngaju Menghormati Roh Padi

Kenta

Tampilan kenta Dayak Ngaju, makanan sakral untuk roh padi. (ig@instanusantarapky)

PONTIANAK, borneoreview.co – Kenta adalah makanan khas Dayak Ngaju di Kalimantan. Sederhana dan terbuat dari ketan.

Namun, bagi masyarakat Dayak Ngaju, kenta tidak sekadar sederhana. Ini adalah makanan sakral guna menghormati alam, tepaynya roh padi.

Itulah sebab, kenta cenderung tidak hadir sembarangan. Makanan ini muncul ketika masyarakat Dayak Ngaju menggelar kegiatan tertentu.

Melansir berbagai sumber, Senin (1/9/2025), dalam tradisi Dayak Ngaju, kenta dianggap sebagai makanan sakral yang dijadikan persembahan kepada tatu parei (leluhur atau roh padi) sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Hidangan ini juga dimasak untuk mengawali suatu kegiatan, misalnya panen, dan dihadirkan juga dalam pernikahan suku Dayak Ngaju yang dipandang tinggi nilai spiritualitasnya.

Itulah sebab, sebagai warisan budaya, kenta telah diperkenalkan kepada khalayak luas melalui berbagai festival budaya.

Melalui upaya ini, kenta tidak hanya dipertahankan sebagai bagian penting dari tradisi Suku Dayak, tetapi juga diperkenalkan sebagai salah satu kekayaan kuliner Indonesia.

Kenta memiliki rasa yang gurih dengan teksturnya yang kenyal. Tak heran jika makanan ini menjadi salah satu kudapan favorit di kalangan masyarakat lokal terutama Suku Dayak Ngaju.

Yang jelas, proses pembuatan kenta cukup panjang dan memerlukan berbagai peralatan tradisional.

Alat-alat seperti lesung-alu, keluair (tuas pengais dari bilah bambu), tikar purun, rotan atau kajang sebagai alas, serta alat penampi untuk memisahkan biji beras dari kulitnya, harus disiapkan dengan cermat.

Dan, kenta dibuat dari padi ketan yang baru dipanen. Padi tersebut disangrai dengan api sedang, kemudian ditumbuk selagi panas hingga kulitnya mengelupas.

Setelah itu, padi dipisahkan dari kulit sekam menggunakan alat penampi.

Kelapa parut yang tidak terlalu tua, gula putih atau gula merah, dan air kelapa muda juga disiapkan sebagai bahan tambahan.

Setelah padi ketan bersih, secara bertahap dimasukkan ke dalam cairan gula dan diaduk hingga merata bersama parutan kelapa.

Proses ini menghasilkan kenta yang siap dinikmati. Meskipun sederhana, Kenta memiliki cita rasa yang khas dan sarat akan nilai budaya.***

Exit mobile version