PONTIANAK, borneoreview.co – Komunitas Keep Earth Borneo, gerakan anak muda di Kalimantan Barat, menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan dan hak masyarakat adat melalui acara diskusi dan nonton bareng (nobar) film dokumenter 17 Surat Cinta. Acara ini digelar untuk memperingati Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran generasi muda Kalimantan Barat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan hutan adat masyarakat,” ujar Andi Fahrizal dari Yayasan Kolase, yang mewakili Keep Earth Borneo, di Pontianak, Kamis (5/12).
Film 17 Surat Cinta karya Dandhy Laksono menceritakan perjuangan masyarakat Suaka Margasatwa Rawa Singkil, Aceh, melawan deforestasi ilegal. Film ini menyoroti kerusakan lingkungan dan keberanian masyarakat adat mengirimkan 17 surat protes kepada pemerintah sebagai bentuk perlawanan terhadap perusakan hutan dan habitat satwa liar.
Melalui acara ini, Keep Earth Borneo ingin membuktikan bahwa generasi muda Kalimantan Barat mampu menjadi agen perubahan. “Lingkungan yang lestari dan hak masyarakat adat yang dihormati bukan hanya mimpi. Ini visi yang bisa kita wujudkan bersama,” kata Daeng, salah satu anggota komunitas tersebut.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), RM Wiwied Widodo, yang turut hadir, mengapresiasi langkah ini. “Anak muda punya peran besar dalam kampanye perubahan iklim dan pelestarian keanekaragaman hayati. Aksi nyata, seperti menanam pohon atau mendukung konservasi satwa liar, bisa membawa dampak besar,” tuturnya.
Keep Earth Borneo berharap acara ini mendorong anak muda untuk mengambil langkah konkret dalam melindungi lingkungan dan masyarakat adat. Mereka optimis, kolaborasi lintas generasi dapat menjadi kunci menjaga masa depan bumi. (Ant)