KOTAWARINGIN TIMUR, borneoreview.co – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar kegiatan vaksinasi rabies masal secara gratis.
DPKP Kotim menyiapkan sedikit 300 vaksin rabies gratis untuk masyarakat sekaligus menyambut Hari Rabies Sedunia atau World Rabies Day (WRD) 2024.
“Kegiatan utama kami melaksanakan vaksinasi rabies secara gratis dan tahun ini kami menyiapkan 300 dosis vaksin,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPKP Kotim, Endrayatno, di Sampit, Sabtu (28/9/2024).
WRD yang diperingati tanggal 28 September setiap tahunnya merupakan sebuah kampanye global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.
Vaksinasi masal ini menjadi agenda rutin DPKP Kotim setiap memperingati WRD. Vaksinasi ditujukan kepada hewan yang berpotensi menularkan virus rabies, yakni kucing, anjing dan kera, khususnya hewan yang dipelihara oleh manusia.
Endra menyebut, bukan hanya pada peringatan WRD, tetapi vaksinasi dibuka selama satu bulan ke depan di seluruh pusat kesehatan hewan (puskeswan) di Kotim dan klinik hewan di DPKP Kotim.
“Kalau hari pertama memang kegiatan vaksinasi dipusatkan di Puskeswan Ketapang, namun selanjutnya kami masih membuka layanan vaksinasi rabies ini secara gratis di seluruh puskeswan dan klinik hewan di kantor kami,” jelasnya.
Ia melanjutkan, jika dibandingkan tahun sebelumnya antusiasme masyarakat atau pemilik hewan peliharaan membawa hewan kesayangannya untuk divaksin semakin meningkat.
Hal ini patut disyukuri, karena artinya kesadaran terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit rabies di Kotim meningkat. Ia pun berharap adanya layanan gratis ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat.
Adapun terkait kasus rabies yang sampai menulari manusia di Kotim, menurut dia, dalam setahun terakhir tidak ditemukan.
Akan tetapi kasus gigitan hewan masih ada dan pihaknya telah melakukan prosedur tatalaksana kasus gigitan terpadu bersama Dinas Kesehatan.
Sesuai prosedur, ketika ada kasus gigitan hewan terhadap manusia maka akan dilakukan survei terhadap hewan yang menggigit.
Jika hewan tersebut menunjukkan gejala rabies atau ditemukan mati tak lama setelahnya, maka manusia yang digigit diarahkan untuk menjalani vaksinasi rabies.
“Namun kalau memang bukan gejala rabies maka manusia yang bersangkutan akan diberikan pengobatan biasa,” ujarnya.
Dokter Hewan Muhammad Rudiansyah menambahkan, pelaksanaan vaksinasi rabies ini hampir bersifat wajib dan sangat penting untuk menghindari penyebaran virus, khususnya pada hewan peliharaan yang dapat menularkan kepada manusia.
“Vaksinasi hari ini memang utamanya untuk rabies, tapi kami juga memberikan vaksin untuk mengantisipasi penyakit lain sesuai dengan jenis hewan. Misalnya, kucing biasanya rawan terkena penyakit pernapasan dan pencernaan,” sebutnya.
Selain rabies, ada penyakit lain yang berpotensi ditularkan dari hewan peliharaan ke manusia, yakni toksoplasma yang disebabkan oleh parasit toksoplasma gondi.
Kalau rabies bisa menyebabkan manusia yang tertular menjadi hiperaktif, gelisah, linglung, hingga yang terburuk adalah kematian. Adapun toksoplasma dapat menyebabkan kemandulan, keguguran pada ibu hamil, hingga cacat pada bayi. (Ant)