Site icon Borneo Review

Kukar Mau Tetap Jadi Lumbung Padi di Kaltim

Pjs Bupati Kukar Bambang Arwanto ( paling kanan) saat seremoni Penutupan TMMD ke- 122 akhir Oktober 2024 di Desa Kerta Buana, Tenggarong Seberang, Kukar, Kaltim. (Antara/ HO Prokom Kukar)

TENGGARONG, borneoreview.co – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) ingin mempertahankan julukan lumbung padi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di tahun ini. Pasalnya pada 2023 lalu, daerah ini menjadi kabupaten yang memproduksi gabah kering giling (GKG) tertinggi.

Untuk mempertahan julukan sebagai lumbung padi di Kaltim, Kabupaten Kukar pun menggandeng berbagai pihak agar produksi padi tetap tinggi, bahkan lebih meningkat lagi.

“Sampai saat ini Kabupaten Kukar telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penyediaan pangan di Kaltim, termasuk beras, namun kita terus berupaya meningkatkan produksi ini,” ujar Penjabat sementara (Pjs) Bupati Kukar, Bambang Arwanto, di Tenggarong, Jumat (1/11/2024).

Pada 2023 produksi padi di Kukar mencapai 115.103,82 ton GKG, atau terbanyak dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, sedangkan secara keseluruhan di tahun yang sama, produksi padi di Kaltim sebanyak 226.972,07 GKG.

Ada dua alasan mengapa Kukar ingin meningkatkan produksi padi, pertama adalah sebagian beras Kaltim masih didatangkan dari luar daerah, kedua adalah karena adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berimplikasi pada penambahan jumlah penduduk, sehingga akan membutuhkan pasokan pangan lebih banyak.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi tersebut seperti dengan melakukan pendampingan ke petani, menyalurkan bantuan peralatan, mesin, dan sarana produksi pertanian, termasuk kerja sama dengan TNI melalui Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Seperti dalam TMMD ke-122 yang dikerjakan sepanjang Oktober tahun ini, yakni khusus di bidang pertanian terdapat sejumlah kegiatan yang telah dituntaskan melalui kolaborasi Pemkab Kukar dengan Kodim 0906/Kukar dengan kegiatan dipusatkan di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang.

Sasaran fisik di bidang pertanian oleh prajurit dalam rangka TMMD ini meliputi pembangunan jalan usaha tani sepanjang 3.200 Meter, pembangunan dan rehabilitasi 12 unit jembatan penghubung hamparan pertanian.

Kemudian pembuatan dan rehabilitasi empat gorong-gorong penghubung area pertanian, pembangunan satu unit cek dam (pintu air), dan pembuatan empat sumur bor pertanian.

TMMD merupakan wujud nyata sinergi dan kolaborasi antara TNI dan masyarakat dalam membangun dan memperkuat infrastruktur desa, termasuk infrastruktur pertanian.

“Adanya kegiatan TMMD ini tentu sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, terutama di kawasan pertanian potensial, namun untuk akses dan fasilitasnya masih terbatas,” ujar Bambang. (Ant)

Exit mobile version