Kurikulum Merdeka Berangkat dari Momen COVID-19

PONTIANAK, borneoreview.co – Pemerintah daerah di Kalimantan Barat (Kalbar) mendorong sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka yang berfokus pada penguatan karakter dan pelestarian kearifan lokal.

Namun, meski sering terdengar, seperti apa sebenarnya kurikulum merdeka itu?

Melansir berbagai sumber, Selasa (22/4/2025), kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler dengan konten yang beragam agar siswa dapat lebih optimal dan memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum merdeka pertama diluncurkan pada tahun 2022 dan bersifat opsional. Artinya, sekolah bisa memilih untuk mengadopsi Kurikulum Merdeka, atau tetap pada Kurikulum 2013.

Kurikulum ini diluncurkan tepat pada momen pandemi COVID-19. Mengacu pada Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir.

Studi tersebut memperlihatkan adanya kesenjangan besar antarwilayah dan antarkelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemdikbud melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus bernama Kurikulum Darurat.

Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin mendorong pentingnya perubahan kurikulum secara lebih strategis dan komprehensif.

Setelah dirumuskan, akhirnya Kurikulum Merdeka mulai disosialisasikan pada tahun 2022.

Karakteristik utama dari kurikulum merdeka yang membedakannya dengan kurikulum lain ialah:

1. Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam.

2. Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).

3. Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran fleksibel.

4. Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan.

5. Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Sementara, prinsip pembelajaran dalam kurikulum merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Pembelajaran Intrakurikuler
Pembelajaran intrakurikuler dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

2. Pembelajaran Kokurikuler
Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dengan prinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.

3. Pembelajaran Ekstrakurikuler
Pembelajaran ekstrakurikuler ialah pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *