Lapangan PSP: Lokasi Merah Putih Dikibarkan Pertama Kali Tahun 1945, Sekarang Jadi Markas Persipon Pontianak

Lapangan PSP

PONTIANAK, borneoreview.co – Mungkin para milenial sudah tak banyak lagi yang paham, mengenai nama Lapangan PSP.

Seingatku, sejak awal tahun 2000-an, lapangan ini sudah berubah nama kembali menjadi Lapangan Kebon Sajoek. Sebuah nama yang dulu pernah disematkan di era 1940 hingga 1960-an.

Bagi kami, yang besar dan tinggal di kampong halaman, Kota Pontianak, era 1970 dan 1980-an, tentunya punya banyak cerita mengenai Lapangan PSP.

Dalam kaitan sejarah daerah, di lapangan inilah, dikabarkan pertama kali bendera merah putih dikibarkan pada 1945.

Lapangan ini masih beruntung, karena hanya berganti nama, tak seperti Lapangan Dumora, lapangan lainnya yang kemudian dibongkar dan di atasnya kini berdiri Kantor Polresta Pontianak.

Dulu, di luar Lapangan PSP ini terdapat kuliner terkenal, yang menjual mie dan bakso sapi. Warung bakso bertenda itu beroperasi dari pagi hingga sore hari.

Ada dua jenis bakso yang dijual, yakni bakso bulat dan bakso pipih. Ada dua alternatif mie yang menjadi teman baksonya, mie kuning dan mie putih.

Untuk minuman, warung ini menyajikan es teh tawar dan manis, es kacang hijau, es limau dan juga es jeruk.

Antian panjang pembeli kerap terjadi, jika tak beruntung mendapatkan tempat, banyak pembeli yang memilih membungkus bakso dengan kemasan yang memisahkan kuah dan mie-baksonya.

Setelah tergusur, penjual bakso ini kemudian memilih berjualan di beberapa ruko, dengan tetap membawa nama PSP dalam merek dagangannya.

Cerita lain mengenai Lapangan PSP adalah terkait aktivitas di malam hari di sekitar lapangan tersebut.

Dulu, banyak bencong yang mangkal di sana, kurang lebih Taman Lawang di Jakarta pada masa itu. Meskipun rajin dirazia aparat keamanan, namun tak jua jera mereka mencari pelanggan di tempat itu.

Anak-anak sebayaku, sering iseng dan mengolok-olok mereka saat bersepeda atau jalan melintas. Mungkin karena marah, tak jarang bencong-bencong yang tersinggung menggejar dan meneriaki para penggoloknya.

Salah satu bencong yang legendaris di tempat itu bernama Leman, yang seingatku kemudian hijrah dan menikah dengan seorang perempuan.

PSP sendiri memiliki arti Persatuan Sepakbola Pontianak, nama sebuah klub sepak bola perserikatan. Klub ini kemudian mengubah nama menjadi Persipon, dan saat ini berada di Liga 3.

Padahal, beberapa tahun yang lalu sempat berada di Liga 2. Di jamanku kecil, aku kerap menonton pertandingan di Lapangan PSP, baik kompetisi di antara klub-klub yang menjadi anggotanya, maupun saat bertanding dengan klub perserikatan lainnya.

Kompetisi antar klub di dalam Persipon di jamanku kecil cukup seru dan ketat. Ada banyak klub yang terlibat.

Seingatanku diantaranya: Metra 83, Indonesia Muda, Poppsi, Erkatude (Rukun Karya Tujuh Delapan), PS Polisi dan PS Angkatan Darat.

Entah, apa kabar klub-klub ini sekarang.

Di kancah perserikatan, Persipon selalu bertarung ketat dengan Persiwah (Persatuan Sepakbola Mempawah) untuk merebut tempat terbaik di lingkup propinsi.

Harapku, kelak Persipon dapat pula berkompetisi di Liga 1, dengan pemain-pemain yang berasal dari hasil kompetisi lokal di kampong halaman.

Penulis: Dr Pahrian Siregar (Alm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *