SINTANG, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), sangat fokus menangani stunting atau gizi buruk di wilayahnya, salah satunya dengan mengampanyekan telur rebus pada anak-anak.
Telur rebus itu sejatinya salah contoh yang menurut Pemkab Sintang merupakan makanan bergizi sebagai upaya penanggulangan gizi buruk atau stunting bagi anak-anak di daerah tersebut.
“Kami sangat fokus dalam penanganan stunting salah satunya yang harus dilakukan dengan membiasakan makan makanan yang bergizi dan memiliki protein hewani seperti telur,” kata Sekretaris Daerah Sintang Kartiyus, saat menghadiri peringatan ke-40 Hari Anak Nasional (HAN), di Sintang, Sabtu (10/8/2024).
Kartiyus menyampaikan peringatan HAN salah satu momentum tepat untuk mengkampanyekan makan telur dengan menyiapkan 1.500 butir telur rebus yang dimakan oleh anak-anak secara bersama.
Kampanye makan telur rebus itu akan terus disuarakan hingga ke tingkat kecamatan dan desa agar anak-anak tumbuh dengan tercukupi gizinya.
Ia menjelaskan, anak-anak di Kabupaten Sintang sudah mengalami kemajuan dan berkembang, bahkan tiga anak di Kabupaten Sintang sukses menerima beasiswa untuk kuliah di Amerika Serikat.
“Kami banyak mendengar aspirasi dari Forum Anak Sintang, ada yang sudah kita laksanakan salah satunya yaitu deklarasi 110 desa open defecation free atau tidak buang air besar sembarangan lagi sebagai upaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia (SKI) tahun 2023 angka prevalensi stunting di Kabupaten Sintang sebesar 24,8%, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang berdasarkan survei status gizi indonesia (SSGI) sebesar 18,7 %.
Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kabupatenSsintang masih menghadapi beberapa masalah gizi khususnya stunting masih memerlukan perhatian pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting sampai 14% sesuai dengan target nasional di tahun 2024 ini.
Karena itu, Kartiyus menginformasikan bahwa pekan depan akan lakukan juga makan telur rebus di Puskesmas Sungai Durian.
“Sebanyak 30 anak akan kita tolong agar tidak stunting. Mereka akan kita berikan makan telur dua butir per hari selama tiga bulan bagi anak-anak beresiko stunting,” ucapnya.
Ia berharap, dengan dilaksanakannya kampanye makan telur rebus untuk anak-anak dapat mengatasi risiko stunting serta menjadikan anak-anak di Sintang tumbuh dan berkembang dengan sehat serta bergizi.
“Orang tua juga berperan strategis untuk menetapkan pola hidup bersih dan sehat untuk perkembangan anaknya agar terhindar dari gizi buruk,” pesan Kartiyus.(Ant)
SINTANG, borneoreview.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), sangat fokus menangani stunting atau gizi buruk di wilayahnya, salah satunya dengan mengampanyekan telur rebus pada anak-anak.
Telur rebus itu sejatinya salah contoh yang menurut Pemkab Sintang merupakan makanan bergizi sebagai upaya penanggulangan gizi buruk atau stunting bagi anak-anak di daerah tersebut.
“Kami sangat fokus dalam penanganan stunting salah satunya yang harus dilakukan dengan membiasakan makan makanan yang bergizi dan memiliki protein hewani seperti telur,” kata Sekretaris Daerah Sintang Kartiyus, saat menghadiri peringatan ke-40 Hari Anak Nasional (HAN), di Sintang, Sabtu (10/8/2024).
Kartiyus menyampaikan peringatan HAN salah satu momentum tepat untuk mengkampanyekan makan telur dengan menyiapkan 1.500 butir telur rebus yang dimakan oleh anak-anak secara bersama.
Kampanye makan telur rebus itu akan terus disuarakan hingga ke tingkat kecamatan dan desa agar anak-anak tumbuh dengan tercukupi gizinya.
Ia menjelaskan, anak-anak di Kabupaten Sintang sudah mengalami kemajuan dan berkembang, bahkan tiga anak di Kabupaten Sintang sukses menerima beasiswa untuk kuliah di Amerika Serikat.
“Kami banyak mendengar aspirasi dari Forum Anak Sintang, ada yang sudah kita laksanakan salah satunya yaitu deklarasi 110 desa open defecation free atau tidak buang air besar sembarangan lagi sebagai upaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” katanya.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia (SKI) tahun 2023 angka prevalensi stunting di Kabupaten Sintang sebesar 24,8%, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang berdasarkan survei status gizi indonesia (SSGI) sebesar 18,7 %.
Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kabupatenSsintang masih menghadapi beberapa masalah gizi khususnya stunting masih memerlukan perhatian pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting sampai 14% sesuai dengan target nasional di tahun 2024 ini.
Karena itu, Kartiyus menginformasikan bahwa pekan depan akan lakukan juga makan telur rebus di Puskesmas Sungai Durian.
“Sebanyak 30 anak akan kita tolong agar tidak stunting. Mereka akan kita berikan makan telur dua butir per hari selama tiga bulan bagi anak-anak beresiko stunting,” ucapnya.
Ia berharap, dengan dilaksanakannya kampanye makan telur rebus untuk anak-anak dapat mengatasi risiko stunting serta menjadikan anak-anak di Sintang tumbuh dan berkembang dengan sehat serta bergizi.
“Orang tua juga berperan strategis untuk menetapkan pola hidup bersih dan sehat untuk perkembangan anaknya agar terhindar dari gizi buruk,” pesan Kartiyus.(Ant)