JAKARTA, borneoreview.co – Kenapa Idul Fitri di Indonesia disebut Lebaran? Bukankah Lebaran bukan bahasa Arab? Lalu, aslinya dari mana?
Melansir berbagai sumber, Selasa (25/3/2025), pengamat bahasa Ivan Lanin menyatakan bahwa istilah “Lebaran” tidak ditemukan dalam bahasa Arab.
Pun, dari berbagai teori yang ada, Pusat Bahasa memastikan bahwa Lebaran bukanlah kata serapan dari bahasa asing, melainkan berasal dari bahasa lokal.
Kata ini tersusun dari suku kata “le+ba+ran” dan digunakan untuk merayakan hari besar agama Islam.
Istilah ini mencerminkan perpaduan antara Islam dan budaya setempat, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia
Begitupun, berikut beberapa teori adal kata Lebaran:
1. Bahasa Betawi
Menurut Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Ibnu Hamad, istilah “Lebaran” berasal dari kata “Lebar” dalam bahasa Betawi yang berarti luas
Istilah ini melambangkan perasaan lapang dada dan keikhlasan saat merayakan Idul Fitri, ketika umat Islam saling bermaafan dan merasakan kebahagiaan.
2. Bahasa Jawa
Versi lain menyebutkan bahwa Lebaran berasal dari bahasa Jawa, yaitu lebar yang berarti selesai.
Ahli bahasa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Zamzani, menjelaskan bahwa dalam bahasa Jawa, lebar digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang telah berakhir, seperti lebar udan (hujan telah usai) atau lebar mangan (makan telah selesai).
Dengan demikian, “Lebaran” merujuk pada perayaan yang dilakukan setelah selesainya bulan Ramadhan.
3. Tradisi Hindu
Menurut budayawan MA Salmun, yang menulis dalam majalah Sunda pada tahun 1954, istilah “Lebaran” berasal dari tradisi Hindu yang berarti selesai, usai, atau habis.
Dalam konteks perayaan, ini melambangkan selesainya masa berpuasa di bulan Ramadhan. Para Wali Songo memperkenalkan istilah ini agar umat Hindu yang baru masuk Islam tidak merasa asing dengan agama yang mereka anut.***