Lima Masjid di Kalbar yang Berdiri sebelum Abad 20

PONTIANAK, borneoreview.co – Masjid menjadi bangunan yang sangat penting bagi umat Muslim, termasuk di Kalimantan Barat (Kalbar). Tercatat di provinsi ini banyak masjid tua, bahkan berdiri sebelum abad 20.

Sebelum abad 20 berarti sebelum tahun 1900 dan sedikitnya ada lima masjid yang dibangun pra era itu di Kalbar.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (8/3/2025), masjid-masjid itu nyatanya berperan penting dalam perkembangan kota atas daerah di mana dia berdiri.

Maka, berikut lima masjid di Kalbar yang berdiri sebelum abad 20:

1. Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman, Pontianak

Masjid ini fibangun pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Akadrie.

Bukan sekadar menjadi masjid tertua dan saksi sejarah Pontianak, masjid ini juga memiliki arsitektur yang unik.

Dipengaruhi oleh budaya Jawa, Timur Tengah, Melayu, dan Eropa. Atap undak masjid yang menyerupai tajug, merujuk pada arsitektur Jawa. Pintu dan jendela yang ukurannya cukup besar, khas bangunan Eropa.

Bentuknya berupa rumah panggung, sesuai dengan budaya Melayu. Sedangkan pengaruh Timur Tengah bisa filihat pada mimbar masjid.

2. Masjid Jami’ At-Taqwa, Sekadau

Masjid ini dibangun sejak 1804. Letaknya berdekatan dengan lingkungan Keraton Kusuma Negara.

Salah satu hal unik yang populer, yakni bentuk kubahnya yang menyerupai tempayan terbalik. Hal tersebut dimaknai sebagai masa lalu masyarakat setempat yang kerap minum tuak dari tempayan.

Selain itu, ada empat tiang yang menyangga bangunan masjid. Masing-masing tiang diberi nama Hanan, Burhan, Manan, dan Dayan.

3. Masjid Raya Singkawang, Singkawang

Masjid Raya Singkawang ini dibangun oleh Bawasahib Marican dan putranya, dua saudagar asal India. Lokasinya  berdekatan dengan Vihara Tri Dharma Bumi Raya.

Masjid yang berdiri di atas lahan berbentuk segitiga ini berdiri sejak tahun 1885.

Awalnya hanya bangunan sederhana, kemudian diperluas dan direnovasi menjadi makin luas hingga seperti sekarang ini, setelah mengalami kebakaran tahun 1937.

4. Masjid Jami’ Sultan Muhammad Syaifuddin II, Sambas

Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Jami’ Kesultanan Sambas atau Masjid Keraton Sambas.

Masjid tersebut berdiri tahun 1885 dan menjadi yang tertua di Kabupaten Sambas. Lokasinya berdekatan dengan Keraton Sambas yang menjadi istana para sultan Sambas.

Selain usianya, ragam keunikan juga ada di masjid ini. Seperti adanya bejana besar di belakang masjid yang dahulu digunakan untuk menampung air wudhu. Selain itu, ukiran khas Melayu ada pada mimbar.

5. Masjid Jami’ Nanga Pinoh, Melawi

Masjid ini dibangun pada tahun 1888 yang menjadi pertanda perwakilan Kerajaan Sintang di Melawi.

Meski masih berdiri hingga saat ini, namun masjid tersebut sudah mengalami banyak perubahan.

Lokasinya pun sudah bergeser sekitar 500 meter dari sebelumnya. Kini terletak di pertigaan Sungai Melawi dan Sungai Pinoh.

Sedangkan peninggalan yang masih awet hingga saat ini, yakni bedug dan mimbar khatib. Keduanya pun masih berfungsi dengan baik hingga kini.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *