PONTIANAK, borneoreview.co – Sebanyak 200 peserta dari 17 sekolah tingkat SMP sederajat di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengikuti Lomba Budaya Saprahan yang diadakan di Rumah Melayu Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan budaya daerah kepada para siswa.
“Lomba ini sebagai upaya Pemkot Pontianak mengenalkan anak-anak terhadap adat dan budaya yang dimiliki Pontianak.” kata Penjabat Wali Kota Pontianak, Ani Sofian.
Ia menekankan pentingnya pengetahuan tentang adat istiadat bagi siswa, dengan harapan mereka termotivasi untuk menghargai dan melestarikannya, khususnya budaya makan saprahan.
Budaya saprahan, yang telah ada sejak zaman dahulu, merupakan cara makan yang diwariskan oleh leluhur saat menjamu tamu pada perayaan hari besar.
“Kita memberikan motivasi kepada siswa-siswi kita untuk menghargai budaya yang ada sekaligus mencintai adat-istiadat yang ada di Pontianak,” tambah Ani.
Dalam lomba tersebut, para peserta mengenakan pakaian adat Melayu Pontianak, seperti telok belanga dan baju kurung. Mereka menampilkan tata cara penyajian hidangan saprahan dengan peralatan makanan yang diletakkan di lantai secara rapi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Sri Sujiarti, menegaskan bahwa festival saprahan ini merupakan wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap nilai-nilai kearifan lokal.
“Dengan kegiatan ini, kami berharap dapat meningkatkan silaturahim yang baik di kalangan generasi muda, sehingga mereka mengenal, memahami, dan bangga dengan budaya lokal,” ujarnya.
Melalui lomba ini, Pemkot Pontianak berharap agar budaya saprahan tetap terjaga dan tidak hilang ditelan waktu, karena saprahan mengandung makna positif dalam kehidupan sehari-hari. Ani Sofian mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya saprahan demi keberlangsungan warisan leluhur. (Ant)