PONTIANAK, borneoreview.co – Pada saat lebaran, natalan, tahun baru masehi dan juga imlek, saat ku kecil di kampong halaman, sajian istimewa yang dicari-cari adalah aek kaleng.
Aek kaleng yang menjadi favorit di masaku kecil tersebut adalah jup atau tujuh up (7 Up-Seven Up). Ada pula miranda atau root beer, selain Coca Cola, Fanta dan Sprite.
Kalau airnya habis diminum, kaleng sisa dari aek kaleng juga selalu dimanfaatkan olehku dan kawan-kawanku untuk digunakan bermain.
Permainan tersebut adalah tapok kaleng, yang menjadi permainan khas pada saat paska perayaan hari raya.
Aturan permainannya sesungguhnya tak jauh berbeda dengan petak umpet atau permainan sembunyi-sembunyian lainnya.
Namun, pada permainan tapok kaleng, orang yang menjaga, harus melindungi bangunan piramida yang dibangun dari kaleng bekas aek kaleng dari upaya perusakan yang dilakukan oleh peserta lainnya.
Biasanya permainan didahului dengan pimpah (hompimpah) dan pingsut (suit) untuk menentukan yang akan menjaga pertama kali.
Selanjutnya, peserta secara bersama-sama menyusun kaleng yang ada menjadi piramida.
Sebelum sembunyi, peserta yang terpilih akan menghancurkan susunan piramida kaleng, dengan melemparkan sebuah kaleng yang jadi combok (penanda bagi yang menjaga) ke arah piramida.
Saat piramida aek kaleng hancur, para peserta lainnya akan segera bersembunyi, sementara yang jaga akan membangun kembali piramida yang hancur tersebut.
Selanjutnya meletakkan kaleng combok di dekat piramida yang disusunnya. Setelah selesai membangun piramida, barulah si penjaga akan mencari peserta lainnya yang sembunyi.
Jika menemukan seorang peserta, si penjaga harus berlari ke arah piramida dan menginjak combok sambil menyebutkan nama orang yang ditemukannya dan di mana lokasi sembunyinya.
Demikian seterusnya, sampai seluruh peserta diketemukannya. Peserta yang pertama kali diketemukan akanlah mendapat giliran jaga yang berikutnya.
Kalau si penjaga berupa untuk mencari peserta lainnya, sembari menjaga piramida aek kaleng.
Para peserta yang tidak menjaga dan belum ketahuan/tertangkap memiliki kesempatan untuk menghancurkan piramida dengan menyepaknya secara langsung.
Tidak diperkenan mereka menghancurkanya dengan menggunakan peralatan atau melemparnya.
Jika piramida aek kaleng berhasil dihancurkan oleh peserta lainnya, si penjaga akan kembali menyusun piramida tersebut, dan mencari kembali peserta lainnya sedari awal.
Permainan yang sederhana ini dapat dimainkan setidaknya mulai dari 5 orang hingga belasan orang.
Dan pastinya, semakin banyak pesertanya akan semakin seru dan berkeringat. Satu yang harus diingat saat memulai permainan ini.
Tentukan batas waktu permainan atau diwajibkan memberitahu yang lain saat hendak berhenti bermain.
Dulu, ada temanku yang semangat sembunyi, dicari-cari tak jua ketemu hingga menjelang magrib. Sampai kami mengira ia disembunyikan hantu.
Ternyata, ia tertidur di kolong meja penjual pecel yang sedang tak berjualan. Pernah pula, ada yang saat sedang sembunyi.
Lalu, ia diajak pergi oleh pamannya. Karena teramat gembiranya, ia lupa memberi tahu yang lainnya.
Penulis: Dr Pahrian Siregar