TABALONG, borneoreview.co – Mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Tabalong, Kalimantan Selatan, melakukan kunjungan lapangan ke PT Adaro Indonesia. Kunjungan ini bertujuan mengenalkan lebih dekat proses pertambangan serta upaya reklamasi lingkungan melalui pembibitan tanaman di Nursery Adaro.
“Awalnya saya memiliki banyak stigma negatif tentang dunia tambang. Setelah kunjungan ini, perspektif saya berubah,” ujar Mariatul Qibthiyah, salah satu mahasiswa STIA Tabalong, Senin. Ia mengaku tak menyangka bisa menyaksikan langsung aktivitas tambang batubara yang selama ini hanya ia dengar.
Kunjungan ini diikuti oleh 21 mahasiswa sebagai bagian dari mata kuliah Manajemen Pertambangan. Setibanya di lokasi, rombongan disambut hangat dan langsung diarahkan mengenakan alat pelindung diri (APD) sesuai protokol keselamatan tambang. “Keselamatan menjadi prioritas utama di area tambang,” ungkap Djoko Soesilo, CRM Department Head PT Adaro Indonesia.
Mahasiswa kemudian dibawa ke kawasan Wara untuk melihat langsung proses penambangan, termasuk pemindahan tanah atas (top soil) yang penting untuk menjaga kesuburan tanah dalam reklamasi.
Di kawasan Nursery Adaro, pendamping kunjungan Roby menjelaskan bahwa lebih dari 10 ribu bibit ditanam dengan tingkat keberhasilan hidup mencapai 95 persen. “Bibit yang berjamur langsung kami buang untuk mencegah penularan,” jelas Roby. Hal ini menunjukkan komitmen Adaro terhadap pemulihan lingkungan pasca tambang.
Mahasiswa juga diperkenalkan dengan teknologi Weather Station yang digunakan untuk memantau cuaca demi menjaga keamanan operasi tambang. Pengetahuan tentang pengelolaan hauling road, sistem komunikasi tanpa klakson, hingga penyiraman batubara untuk mencegah panas berlebih menjadi wawasan berharga bagi mahasiswa.
Kunjungan ini memberikan pemahaman baru bagi mahasiswa tentang bisnis pertambangan, sekaligus membuktikan bahwa stigma negatif industri ini tidak sepenuhnya benar. “Pengalaman ini membuka wawasan baru yang tidak bisa didapatkan di ruang kuliah,” tutup Mariatul. (Ant)