Makna Lebaran Ketupat, Ada Sejak Sunan Kalijaga

PONTIANAK, borneoreview.co – Istilah Lebaran Ketupat juga sangat familiar di Indonesia. Biasanya tradisi ada setelah sepekan dari 1 Syawal atau Idul Fitri.

Melansir berbagai sumber, Selasa (8/4/2025),  Lebaran Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Sang sunan, mengenalkan dua Lebaran atau bakda kepada masyarakat Jawa.

Satu Lebaran Idul Fitri pada 1 Syawal dan satu lagi Lebaran Ketupat pada 8 Syawal.

Ketupat yang dibawa Sunan Kalijaga bertujuan sebagai syiar agama Islam di Pulau Jawa.

Pada akhirnya, Sunan Kalijaga berhasil mengasimilasi antara budaya di masyarakat saat itu dengan nilai-nilai Islam.

Selain itu, Lebaran Ketupat juga diperingati sebagai perayaan telah menunaikan puasa setahun.

Hitungan puasa ini yakni puasa Ramadhan ditambah dengan puasa enam hari di bulan Syawal.

Pertanyaanya kenapa ketupat? Ternyata ini mengandung makna yang mendalam.

Dalam bahasa Jawa, ketupat atau kupat merupakan akronim dari ‘ngaku lepat’ yang berarti mengakui kesalahan.

Jadi, saat Lebaran, diharapkan umat Islam bisa mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dan memaafkan kesalahan orang lain.

Pun,  kupat juga diartikan sebagai laku papat yang berarti empat tindakan.

Maksud dari empat tindakan tersebut adalah:

1. Lebaran, artinya selesai dalam menjalani ibadah puasa dan boleh untuk menikmati hidangan makanan di siang hari.

2. Luberan, artinya menyimbolkan untuk bersedekah dengan ikhlas bak air yang berlimpah muleber dari wadahnya.

3. Leburan, artinya lebur atau habis. Dimaknai agar saling memaafkan satu sama lain.

4. Laburan, diambil dari kata labur yang artinya bersih putih. Jadi, setelah lebaran selalu menjaga kebersihan hati dan jangan kembali mengotorinya dengan melakukan atau mengulangi kesalahan serupa.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *