Site icon Borneo Review

Masyarakat Kalimantan Ubah Limbah Sawit Jadi Jamur Bernutrisi Tinggi

PALANGKA RAYA, borneoreview.co – Di tengah perdebatan mengenai dampak lingkungan dari perkebunan kelapa sawit, masyarakat lokal Kalimantan menghadirkan inovasi yang menginspirasi. Limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang sebelumnya sering dibuang atau dibakar, kini diolah menjadi media tanam untuk menghasilkan jamur sawit, bahan pangan bernutrisi tinggi.

Jamur sawit, sejenis jamur tiram, tumbuh subur di media TKKS setelah masa panen. Selain memiliki tekstur lembut dan rasa gurih, jamur ini kaya akan protein, serat, dan mineral penting, menjadikannya alternatif makanan sehat dan rendah lemak.

Eko Priyanto, seorang petani sawit dari Kabupaten Kotawaringin Barat, mengungkapkan bahwa jamur sawit kini semakin diminati karena cita rasanya yang khas dan manfaat kesehatannya. “Kami memanfaatkan tandan kosong sawit yang sebelumnya hanya dibakar atau dibuang, sehingga ini menjadi solusi untuk limbah perkebunan sekaligus menambah pendapatan,” ujarnya.

Jamur sawit dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sup, sate, hingga keripik. Inovasi ini juga menarik perhatian pengusaha lokal di Kalimantan Tengah, yang mulai mengembangkan produk olahan berbahan dasar jamur sawit, seperti bakso dan abon. Produk-produk tersebut kini tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi juga telah menembus pasar nasional.

Dengan potensi ekonomi yang besar, inovasi ini membuka peluang baru untuk memaksimalkan nilai tambah dari perkebunan kelapa sawit. Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, budidaya jamur sawit juga membantu mengurangi dampak limbah sawit terhadap lingkungan.

Upaya ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan inovasi, limbah sawit yang selama ini menjadi permasalahan dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi. Jamur sawit bukan hanya sumber pendapatan baru, tetapi juga langkah nyata masyarakat Kalimantan dalam mendukung pengelolaan limbah perkebunan secara berkelanjutan. (Inf)

Exit mobile version