⁶PONTIANAK, borneoreview.co – Perkembangan kebun sawit era kolonial cukup signifikan. Ini tak lain buah dari kejadian di Kebun Raya Bogor.
Kebun Raya Bogor adalah tanah pertama kelapa sawit di Indonesia. Setelah itu baru kebun sawit era kolonial berkembang.
Adalah Dr. D. T. Pryce yang membawa bibit ke Kebun Raya Bogor, yang kemudian berubah menjadi kebun sawit era kolonial.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (16/8/2025), sejarah ini tercatat dalam publikasi tua koleksi Pusat Penelitian Kelapa SawIt (PPKS).
Sebut saja, De Oliepalm (Hunger, 1917; Hunger, 1924) dan Investigations on Oilpalms (Rutgers et al.,1922), yang menjadi publikasi terawal penyebaran informasi mengenai hal ini.
Berikut kronologinya:
1. 1848
Tahun pertama kali kelapa sawit diintroduksi ke Indonesia. Empat bibit kelapa sawit yang dibawa Dr. D. T. Pryce, yang terdiri dari dua benih Bourbon-Mauritius dan dua benih dari Amsterdam (jenis Dura) ditanam di Kebun Raya Bogor.
2. 1858
Sekretaris Kantor Kolonial Belanda di Hindia Belanda mengajak Pemerintah Negara Belanda untuk menanam kelapa sawit di Indonesia.
Selanjutnya, sebanyak 146 lot benih kelapa sawit didistribusikan ke Jawa dan Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.
3. Sebelum 1860
Sekitar 3,4 ha dan 0,74 ha areal percobaan kelapa sawit dibangun di Banyumas dan di Palembang.
4. 1864
Percobaan kelapa sawit dihentikan karena kelapa sawit tersebut tumbuh lebih baik dan menghasilkan buah lebih cepat dibandingkan dengan di tempat asalnya.
5. 1875
Benih kelapa sawit yang berasal dari Kebun Raya Bogor dikirim dan ditanam di Distrik Deli Sumatra dan empat tahun kemudian dilaporkan tumbuh dengan sangat baik.
6. 1878
Direktur Kebun Raya Bogor merancang sebuah plot percobaan kelapa sawit seluas 1 acre (0,4 ha) di Economic Garden, Bogor.
Kelapa sawit tersebut diduga menjadi sumber kelapa sawit yang ditanam pada perkebunan tembakau di Sumatra, yang kemudian digunakan sebagai tanaman hias di pinggir-pinggir jalan menuju bungalow dan gedung pusat.
7. 1911
Adrien Hallet, seorang warga negara Belgia, membangun perkebunan kelapa sawit pertama seluas 6.500 acre (~2630 ha) di wilayah Sumatra bagian Timur mencakup Pulo Raja (Asahan) dan Sungai Liput (Aceh Tamiang).
Pada saat yang bersamaan, K. Schadt, warga negara Jerman, menanam 2.000 bibit kelapa sawit di Tanah Itam Ulu (Batu Bara). Hal ini menjadi tonggak pengembangan kelapa sawit skala ekonomi di Indonesia. Setelah perang dunia pertama, industri kelapa sawit berkembang cukup pesat.
8. 1918
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pertama dibangun di Sungei Liput dan tercatat 2.100 ha kebun kelapa sawit dikelola oleh 19 perusahaan.
9. 1922-1925
Perkebunan kelapa sawit mencapai total luas areal sekitar 6.916 ha dan meningkat menjadi 31.600 ha pada 1925.
10. 1939
Perkebunan kelapa sawit di Sumatra terus meningkat menjadi 100.000 ha yang dikelola oleh 66 kebun.
11. 1942-1945
Pada masa penjajahan Jepang, perkebunan dan pabrik kelapa sawit banyak diganti dengan tanaman pangan, sehingga kegiatan industri kelapa sawit dihentikan. ***
