PONTIANAK, borneoreview.co – Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bawah tanah pertama, yakni PLTA Sigura-gura. Dibangun untuk memanfaatkan air Danau Toba bagi pengelolaan aliminium.
PLTA ini milik PT Inalum atau akronim dari Indonesia Asahan Aluminium. Artinya, dasar keberadaan pembangkit listrik dengan memanfaatkan air Danau Toba ini demi aluminium.
Dengan kata lain, debit air melimpah di Danau Toba yang berhilir di Sungai Asahan kemudian dimanfaatkan perusahaan aluminium itu untuk menghasilkan listrik.
Mengutip berbagai sumber, Selasa (14/10/2025), secara administrasi PLTA Sigura-gura berada di Desa Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara.
Inalum memang memerlukan energi listrik untuk membuat berbagai produk yang berbahan dasar aluminium. Perusahaan ini butuh daya listrik sebesar 14 megawatt/jam.
Nah, pemenuhan energi listrik ini dilakukan dengan memanfaatkan aliran Sungai Asahan yang terhubung dengan Danau Toba.
PLTA dibangun demi keperluan produksi di Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
Berikut kronologi sejarah PLTA Sigura-gura yang perlu diketahui:
1. Dibangun Sejak 1978
PLTA Sigura-gura ini dibangun pada 9 Juni 1978. Pembangunan memakan waktu 5 tahun dan akhirnya bisa beroperasi pada 7 Juni 1983.
2. PLTA Bawah Tanah Pertama
PLTA ini ternyata merupakan PLTA pertama di Indonesia yang dibangun di bawah tanah. Tak tanggung-tanggung, PLTA ini berada di 200 meter di bawah permukaan tanah.
3. Air Danau Toba
PLTA ini bekerja dengan memanfaatkan aliran air dari Danau Toba. Ada generator dan empat turbin yang berputar untuk memproduksi listrik di PLTA ini.
Total kapasitas pembangkitan energi listrik dalam kondisi maksimal sebesar 286 megawatt.
4. Bendungan Sigura-gura
Bendungan ini berfungsi untuk menjamin ketersediaan volume air dan besarnya energi air yang diperlukan bagi pembangkit tenaga listrik di PLTA Sigura-gura.
Bendungan ini adalah yang terbesar kedua di Indonesia. Dibangun mulai Mei 1978 dan selesai pada Desember 1981, berada di Desa Simorea, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba.
5. Ada Tiga Bendungan
Butuh waktu kurang lebih 4 tahun, yakni tahun 1977 untuk merampungkan proses konstruksinya.
Barulah setahun setelah pengerjaan Bendungan Sigura-gura, bendungan ini digunakan secara komersial.
Bendungan setinggi 48 meter ini merupakan salah satu dari tiga bendungan yang dimiliki PT Inalum.
Dua yang lain adalah Bendungan Pengatur di Desa Siruar dengan ketinggian 39 meter dan Bendungan Penadah Air Tangga.
6. Disalurkan ke Kuala Tanjung
Energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA Sigura-gura disalurkan ke Kuala Tanjung.
Penyaluran dilakukan menggunakan saluran transmisi dengan panjang 120 kilometer.
Jumlah menara yang digunakan untuk penyaluran adalah 271 buah. ***