Site icon Borneo Review

Melihat Sejarah Bom Molotov, Simbol Melawan Penindasan

bom molotov

ilustrasi bom molotov (instagram)

PONTIANAK, borneoreview.co – Bom Molotov mungkin tidak sehebat senjata api atau juga sekadar gas air mata milik aparat. Namun, senjata sederhana ini cukup efektif melawan.

Memang tidak benar membuat kerusuhan, namun jika sudah tidak bisa terhindar, maka bom Molotov bisa jadi alternatif.

Artinya, untuk melawan aparat yang menindas dan punya senjata untuk membubarkan massa, rakyat punya bom Molotov.

Melansir berbagai sumbet, Rabu (3/9/2025), bom Molotov atau Molotov cocktail adalah salah satu senjata improvisasi paling terkenal di dunia.

Senjata sederhana ink dibuat dari botol kaca berisi cairan mudah terbakar, seperti bensin, dengan sumbu sederhana yang menyala ketika dilempar.

Bom Molotov melambangkan kreativitas rakyat dalam keterbatasan sekaligus menjadi simbol keberanian untuk menghadapi kekuatan yang tampak mustahil dikalahkan.

Senjata sederhana ini lahir dari kebutuhan mendesak rakyat biasa yang berhadapan dengan militer kuat, dan justru dari kesederhanaan itulah muncul daya juang yang tak terbendung.

Itulah sebab, bom Molotov adalah senjata yang menjadi pilihan rakyat biasa, pemberontak, atau kelompok lemah untuk melawan kekuatan militer yang jauh lebih besar.

Berikut sejarah singkat perkembangan bom Molotov:

1. Perang Saudara Spanyol
Bom Molotov pertama kali tercatat digunakan dalam Perang Saudara Spanyol (1936–1939).

Pasukan Nasionalis pimpinan Francisco Franco memakainya untuk menyerang tank Soviet yang mendukung kubu Republik.

Perangkat sederhana ini terbukti ampuh melumpuhkan kendaraan lapis baja.

2. Nama Menteri Uni Soviet
Istilah ‘Molotov cocktail’ lahir dari ironi sejarah.

Pada Perang Musim Dingin (1939–1940), Menteri Luar Negeri Soviet, Vyacheslav Molotov, membela serangan udara ke Finlandia dengan menyebutnya sebagai “bantuan makanan” bagi rakyat yang kelaparan.

Finlandia menanggapi sinis dengan menamai bom buatan mereka ‘cocktail Molotov’, seolah-olah minuman pendamping “keranjang roti Molotov” yang diklaim Soviet sebagai bantuan kemanusiaan.

3. Pertahan Sipil Inggris
Pada Perang Dunia II, bom Molotov digunakan secara masal sebagai pertahanan sipil di Inggris, terutama saat ancaman invasi Jerman.

Pasukan Home Guard bahkan dilatih untuk membuat dan melemparkan bom ini.

Dalam kondisi darurat, jutaan Molotov cocktail diproduksi sebagai perlindungan anti-tank sederhana.

4. Simbol Perlawanan
Seiring berjalannya waktu, bom Molotov tak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga menjelma menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap penindasan.

Senjata ini hadir di berbagai momentum sejarah dunia seperti:

– Revolusi Hungaria 1956 melawan dominasi Soviet,
– Prague Spring 1968,
– EuroMaidan Ukraina 2014,
– Berbagai demonstrasi dan konflik modern di Asia maupun Amerika.**.

Exit mobile version