Memahami Perbedaan Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah

PONTIANAK, borneoreview.co – Industri pertambangan memainkan peran penting dalam penyediaan energi dan bahan baku industri di Indonesia. Di antara berbagai metode penambangan yang digunakan, tambang terbuka (open-pit mining) dan tambang bawah tanah (underground mining) menjadi dua metode utama yang kerap diterapkan oleh perusahaan tambang.

Keduanya memiliki karakteristik, keunggulan, serta tantangan yang berbeda dalam penerapannya. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan tambang terbuka dan tambang bawah tanah untuk memperkaya pemahaman Anda tentang industri pertambangan.

Tambang terbuka merupakan metode penambangan dengan cara mengupas lapisan tanah penutup (overburden) hingga mencapai lapisan mineral berharga di permukaan atau dekat permukaan tanah. Lubang tambang akan tampak seperti cekungan besar (pit) dan dapat terlihat jelas dari permukaan.

Sebaliknya, tambang bawah tanah dilakukan dengan cara menggali terowongan atau lorong ke bawah permukaan bumi untuk menjangkau endapan mineral yang berada pada kedalaman tertentu, umumnya lebih dari 200 meter, menggunakan akses berupa shaft atau decline.

Metode tambang terbuka umumnya digunakan pada deposit mineral yang berada pada kedalaman dangkal hingga menengah (sekitar 500 meter) karena lebih efisien secara operasional. Sementara itu, tambang bawah tanah digunakan untuk mengeksploitasi cadangan mineral yang terletak di kedalaman lebih dari 500 meter, di mana pengupasan lapisan tanah pada metode terbuka tidak lagi ekonomis.

Tambang terbuka memiliki biaya investasi dan operasional yang relatif lebih rendah karena penggunaan alat berat dapat dilakukan secara leluasa dengan produktivitas tinggi dalam volume pengangkutan material setiap hari.

Sebaliknya, tambang bawah tanah memerlukan biaya investasi lebih tinggi karena harus menyediakan sistem ventilasi, penyanggaan terowongan, sistem keselamatan kerja yang kompleks, serta penerangan untuk aktivitas di bawah tanah. Produktivitas tambang bawah tanah juga lebih terbatas karena ruang kerja sempit yang membatasi penggunaan peralatan besar.

Tambang terbuka memiliki dampak visual dan lingkungan yang signifikan karena mengubah bentang alam secara drastis, berpotensi menimbulkan erosi, pencemaran air, serta debu di sekitar area tambang.

Tambang bawah tanah memiliki dampak visual yang lebih kecil karena sebagian besar aktivitas berada di bawah permukaan. Namun, risiko amblesan tanah (subsidence) dapat terjadi jika sistem penyanggaan tidak dilakukan dengan baik.

Tambang terbuka memiliki risiko keselamatan terkait longsoran lereng, kecelakaan kendaraan tambang, serta paparan debu dan kondisi cuaca ekstrem.

Tambang bawah tanah memiliki tantangan keselamatan yang lebih kompleks, seperti risiko runtuhnya terowongan, ledakan gas metana, potensi paparan gas beracun, serta kesulitan evakuasi jika terjadi kecelakaan di bawah tanah.

Pemilihan antara tambang terbuka dan tambang bawah tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
– Kedalaman dan sebaran cadangan mineral
– Biaya investasi dan operasional
– Dampak lingkungan yang dapat dihasilkan
– Pertimbangan keselamatan kerja
– Ketersediaan teknologi dan infrastruktur pendukung

Apabila cadangan mineral relatif dangkal dan tersebar luas, tambang terbuka menjadi pilihan yang lebih efisien. Sementara itu, tambang bawah tanah menjadi pilihan untuk cadangan mineral berkualitas tinggi yang terletak di kedalaman dengan pertimbangan kelestarian lingkungan permukaan.

Tambang terbuka dan tambang bawah tanah memiliki peran masing-masing dalam mendukung kegiatan pertambangan nasional. Pemilihan metode penambangan yang tepat akan membantu menjaga efisiensi produksi, mengoptimalkan sumber daya mineral, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan keselamatan pekerja.

Dengan pemahaman ini, masyarakat dapat melihat bahwa industri pertambangan tidak sekadar kegiatan menggali mineral, tetapi juga melibatkan perencanaan matang, penerapan teknologi, serta tanggung jawab besar untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan keselamatan manusia.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *