PONTIANAK, borneoreview.co – Tidak bisa sembarangan uji nyali di Canopy Bridge yang berada di Bukit Bangkirai.
Kecepatan angin adalah faktor penting guna melintasi Canopy Bridge alias jembatan kanopi atau jembatan tajuk tersebut.
Faktor angin memang sangat penting karena Canopy Bridge berada di ketinggian, membentang di pohon yang ada di Bukit Bangkirai.
Melansir berbagai sumber, Minggu (26/10/2025), Canopy Bridge dibangun pada 1998 oleh Canopy Construction Associated, dengan memakan waktu selama 1 bulan.
Canopy Bridge membentang di antara pohon-pohon raksasa yang tinggi menjulang.
Panjang total lintasan jembatan ini adalah 64 meter yang terbagi menjadi 4 ruas, dengan ketinggian rata-rata 30 meter dari permukaan tanah.
Itulah sebab, Canopy Bridge Bukit Bangkirai di Kecamatan Samboja, Kitai Kartanegara, ini merupakan yang terpanjang kedua di Asia dan kedelapan di seluruh dunia.
Konstruksinya terbuat dari baja antikarat yang diperkirakan mampu bertahan selama 15-20 tahun seiring dengan usia pohon yang menjadi penyangganya.
Hal tersebut membuatnya relatif aman dan mampu menjamin keselamatan pengunjung.
Nah, karena berada di ketinggian, Canopy Bridge jika kecepatan angin melebihi 30 mil/jam. Bisa juga ditutup jika ada gangguan cuaca lainnya.
Selain itu, untuk meningkatkan standar keamanan, pengunjung yang ingin uji nyali di Canopy Bridge harus mengkitui aturan yanng ada.
Setidaknya ada tiga aturan yang berlaku. Pertama, wisatawan hanya diperkenankan untuk naik dengan didampingi pemandu dari pengelola.
Kedua, tinggi minimal pengunjung adalah satu meter, dam ketiga tidak diperkenankan memakai sepatu hak tinggi dan sandal.
Yang jelas, untuk mencapai Canopy Bridge, pengunjung harus berjalan kurang lebih sejauh setengah kilometer dari area depan.
Ada beberapa trek atau rute jalan setapak yang dapat dilalui pengunjung untuk dapat menjangkau jembatan kanopi ini.
Dua trek yang paling sering digunakan adalah Trek I atau disebut juga dengan Trek M Prakosa dengan jalur sepanjang 150 meter yang disambung dengan Trek II atau Trek Djamaludin sepanjang kurang lebih 300 meter.
Sepanjang perjalanan, suasana teduh dari kanopi dan hawa lembab hutan tropis akan mengiringi perjalanan.
Kawasan yang dikelilingi kanopi hutan seluas 510 hektare ini dapat menjadi salah satu tujuan alternatif rekreasi. ***

