Site icon Borneo Review

Mengapa Jaminan Kesehatan Pekerja Tambang Penting untuk Perlindungan Jangka Panjang

Pekerja tambang memerlukan jaminan kesehatan yang komprehensif guna melindungi diri dari potensi penyakit akibat kerja dan kecelakaan di lapangan. (borneoreview/Instagram)

PONTIANAK, borneoreview.co – Sektor pertambangan merupakan salah satu bidang pekerjaan dengan tingkat risiko tertinggi. Oleh karena itu, pekerja tambang memerlukan jaminan kesehatan yang komprehensif guna melindungi diri dari potensi penyakit akibat kerja dan kecelakaan di lapangan. Perlindungan ini tidak hanya penting untuk kondisi kerja saat ini, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup jangka panjang.

Sebagai profesi yang menuntut fisik dan sering terpapar bahan berbahaya seperti debu batu bara, gas beracun, dan zat kimia lainnya, pekerja tambang memiliki risiko besar terhadap penyakit paru-paru, gangguan sistem pernapasan, dan masalah muskuloskeletal.

Tanpa jaminan kesehatan yang memadai, risiko-risiko ini bisa berdampak buruk pada kesejahteraan keluarga pekerja tambang, terutama bila terjadi kecelakaan kerja yang serius.

Pentingnya jaminan kesehatan bagi pekerja tambang juga sejalan dengan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang menjadi standar global dalam industri pertambangan.

Pemeriksaan medis berkala, penyediaan fasilitas kesehatan di area tambang, dan akses terhadap BPJS Kesehatan maupun asuransi tambahan merupakan bentuk nyata komitmen terhadap perlindungan pekerja. Hal ini juga mendukung keberlanjutan industri pertambangan secara sosial dan ekonomi.

Pekerja tambang menghadapi beragam risiko kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa jenis risiko kesehatan yang umum dialami:

Penyakit Paru-Paru akibat Paparan Debu
Debu tambang, terutama dari batu bara dan silika, dapat menyebabkan penyakit seperti pneumokoniosis dan silikosis. Kedua penyakit ini bersifat progresif dan dapat mengganggu fungsi paru-paru secara permanen.

Gangguan Pernapasan Akut
Paparan gas berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan metana dapat menyebabkan iritasi saluran napas, sesak napas, dan dalam kasus ekstrem, keracunan akut.

Masalah Muskuloskeletal
Aktivitas fisik berat, seperti mengangkat beban, mengebor, atau menggali, dapat memicu cedera punggung, lutut, dan sendi. Cedera ini seringkali bersifat kumulatif dan membutuhkan perawatan jangka panjang.

Risiko Kecelakaan Kerja
Tambang adalah lingkungan kerja dengan potensi kecelakaan tinggi, seperti longsor, ledakan, atau kejatuhan alat berat. Cedera yang timbul bisa ringan hingga fatal dan menuntut layanan medis darurat.

Stres dan Gangguan Mental
Lingkungan kerja tambang yang terisolasi, jam kerja panjang, serta tekanan produktivitas tinggi dapat menyebabkan stres kronis, gangguan tidur, bahkan depresi jika tidak ditangani dengan baik.

Dengan mengenali dan memahami jenis risiko kesehatan ini, perusahaan tambang diharapkan semakin aktif dalam menyediakan fasilitas pendukung kesehatan serta mengedukasi pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja. Jaminan kesehatan yang memadai bukan sekadar kewajiban hukum, tetapi investasi dalam sumber daya manusia yang berkelanjutan.***

Exit mobile version