PONTIANAK, borneoreview co – Alam Kalimantan sangat memesona, pantas untuk dinikmati. Salah satunya dengan wisata susur Sungai Sekonyer.
Susur Sungai Sekonyer ini adalah pilihan menarik. Pasalnya, dari atas perahu klotok, Taman Nasional Tanjung Puting yang menawarkan keasrian Kalimantan terlihat sangat indah.
Klotok adalah kapal kayu bagi wisatawan yang digunakan untuk menikmati alam Kalimantan dengan cara membelah Sungai Sekonyer.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (18/10/2025), decara administrasi Sungai Sekonyer yang sepanjang 45 kilometer ini berada di Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Di sepanjang sungai itu tumbuh beribu flora. Mereka seperti membentuk seperti koridor-koridor alami. Sungai ini mirip Amazon.
Pengunjung dapat mencoba sensasi menyusuri sungai ini dengan menggunakan kapal klotok.
Kapal bisa disewa untuk tiga hari dua malam atau lebih, termasuk makan. Bisa juga tidak menginap dengan tur sekira 2- hingga tiga jam.
Pada malam hari tiba, wisatawan bisa tidur di klotok dan disediakan kelambu.
Ya, klotok adalah akomodasi yang cukup nyaman.
Klotok ini mempunyai dua dek, sehingga di dek bagian atas wisatawan dapat menikmati suasana perjalanan sepanjang Sungai Sekonyer.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal susur Sungai Sekonyer:
1. Asal nama
Sebelumnya nama sungai ini adalah Sungai Buaya. Nama diambil dari nama kapal Belanda, Lonen Konyer.
Kapal ini karam karena tembakan meriam para penjuang yang bersembunyi di rimbunan pohon nipah.
Peristiwa itu berlangsung pada 1948, kala Tentara Belanda menggempur basis-basis gerilyawan Indonesia.
Sejak itu, nama Sungai Buaya ini diganti jadi Sungai Sekonyer oleh masyarakat.
2. Rute awal
Titik mula menyusuri Sungai Sekonyer menunggang kapal klotok berawal dari Dermaga Kumai dan finis di Camp Leakey.
Biasanya wisatawan bermalam dua hari hingga seminggu menjajal wisata mengapung di atas Sungai Sekonyer.
3. Larangan
Wisatawan disarankan tidak menggunakan pakaian gelap, karena nyamuk sangat menyukai pakaian gelap.
Pun dilarang berenang di Sungai Sekonyer pasalnya banyak buaya dan sudah pernah memakan korban.
4. Kondisi sungai
Sejatinya Sungai Sekonyer memiliki dua jenis air yang berbeda, yakni payau dan tawar.
Perbedaan ini dapat ditandai dari tanaman yang hidup di sisi sungai. Jadi, di awal lorong sungai, tanaman yang hidup adalah nipah.
Nah, saat air sungai menjadi tawar, maka tanaman yang tumbuh adalah pandan air atau rasau.
5. Suasana
Bila siang, kapal bergerak ke arah camp-camp trekking. Adapun kala petang, kapal berlabuh di tepi sungai.
Di sepanjang perjalanan menikmati pelayaran pengunjung bakal disuguhi pemandangan fauna khas rimba.
Wisatawan bisa melihat orangutan, bekantan, uwa-uwa, dan kera ekor panjang yang bergelantungan di atas pohon.
Ada juga burung raja udang dengan bulu warna-warni. Kalau beruntung, wisatawan juga akan menemui buaya melintas di depan kapal.
6. Berada di Taman Nasional Tanjung Puting
Kawasan ini memiliki ekosistem seperti hutan hujan tropis, dataran, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Tata letak taman terletak di ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut dan merupakan rumah bagi spesies endemik dan dilindungi seperti orangutan, bekantan monyet, monyet merah, beruang, rusa dan kucing hutan.
Sedikitnya ada juga 200 jenis burung, 38 jenis mamalia, satwa liar lainnya, dan flora di taman nasional ini.
Taman Nasional Tanjung Puting seluas 415.040 hektare ini adalah pusat rehabilitasi orangutan pertama di Indonesia.***

