BATAM, borneoreview.co – Di dermaga luas yang dikelilingi deretan crane menjulang, berdiri megah sebuah kapal raksasa bernama Gamkonora.
Tubuhnya menjulang kokoh, dengan cat biru-merah yang berkilau terkena sinar matahari siang. Seakan menjadi simbol gagahnya armada energi bangsa.
Kapal raksasa milik PT Pertamina International Shipping (PIS), anak usaha dari PT Pertamina (Persero) itu, tengah dirawat di galangan kapal ASL Shipyard Indonesia di Batam, Kepulauan Riau.
Beberapa pekerja berseragam tampak sibuk di sisi kapal. Mereka berdiri di jalur kering dockyard atau galangan kapal.
Mereka memastikan setiap detail pengerjaan terselesaikan dengan baik. Memastikan keandalan armada dalam distribusi minyak mentah ke jalur-jalur penjuru negeri.
Dari sisi bawah, rantai besar menggantung di haluan. Sementara garis pengukur draft tercetak jelas.
Hal itu menandakan betapa pentingnya presisi dalam setiap pergerakan sang penyambung energi itu.
Tulisan “PERTAMINA” yang terpampang besar di lambung kapal tanker raksasa tersebut, mendominasi pemandangan.
Warna biru dan merah kapal itu kontras dengan langit biru yang cerah dan awan putih yang berarak di bumi Batam.
Di sisi kapal, nampak tangga yang menjadi jembatan yang menghubungkan dengan daratan, menjadi akses bagi pekerja untuk menyusuri lambung Gamkonora.
Rantai jangkar berukuran raksasa tergeletak di tanah, sebagian sudah dicat putih dan merah.
Di sekitarnya, para teknisi bekerja dengan cekatan memperbaiki bagian bawah lambung, memastikan tak ada cacat sedikit pun sebelum kapal kembali mengarungi lautan.
Di bagian buritan kapal, tampak pekerja memanjat perancah yang mengelilingi baling-baling kapal raksasa itu.
Mereka membersihkan dan memeriksa dengan teliti setiap sudut. Sebab, putaran baling-baling inilah yang akan mendorong energi ratusan ribu kiloliter ke seluruh penjuru Nusantara.
Tidak hanya bagian luar, ruang kendali kapal menyimpan teknologi canggih, dengan awak kapal menjelaskan fungsi panel navigasi.
Selain itu, ada tombol-tombol. Teknisi secara hati-hati memaparkan prosedur operasional, yang dijalankan ketika kapal berlayar.
Di dalam kapal terdapat pula fasilitas kesehatan. Sebuah ranjang sederhana dengan tabung oksigen berdiri di sisi ruangan.
Tempat ini menjadi penopang penting, karena kapal yang berlayar berbulan-bulan, harus siap menghadapi segala kemungkinan darurat medis.
Di ruang kontrol mesin, suara dengung dan aroma mesin menyeruak. Monitor-monitor dengan jarum pengukur berderet, menampilkan data vital dari ruang mesin.
Awak kapal dengan tenang mengamati, memastikan denyut nadi kapal tetap berdetak stabil.
Puncaknya ada di ruang mesin utama, tempat jantung kapal bekerja. Deretan pipa baja dan mesin raksasa berdiri tegak, berwarna keperakan bercampur hijau.
Di sinilah tenaga besar lahir, menggerakkan Gamkonora dalam mengawal distribusi minyak mentah ke seluruh negeri.
Kapal menjadi penghubung tak terlihat, antara sumber energi dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Perawatan Rutin
Di galangan kapal Batam yang riuh oleh denting baja dan percikan api las, berdiri megah Gamkonora. Kapal raksasa yang menjadi urat nadi energi ibu pertiwi.
Di sinilah, tubuh baja berusia lebih dari satu dekade, denyut kehidupan dan nafas energi bangsa kembali ditata.
Kapal diperkuat melalui perawatan yang terencana, agar energi terus mengalir tanpa henti ke pelosok Indonesia.

Direktur Tanker Minyak Mentah dan Minyak Bumi PIS Arif Yunianto menyatakan, dokcing pada armada itu dilakukan untuk memastikan Gamkonora tetap andal, dalam mendistribusikan minyak mentah dengan standar regulasi internasional.
“Ini adalah kesempatan emas bagi kami, untuk me-manage keandalan kapal,” kata Arief di siang itu.
Apalagi kapal ini menjadi andalan, tumpuan, backbone untuk distribusi minyak mentah di Indonesia.
Kapal dengan panjang 244 meter dan lebar 44 meter itu, naik dok sejak 12 September dan ditargetkan rampung pada 4 Oktober 2025.
Galangan kapal ASL Shipyard Indonesia Batam, Kepulauan Riau, menjadi saksi betapa teknologi dan tenaga manusia bersatu menjaga ketahanan.
Docking ini bukan sekadar ritual teknis, melainkan detak penting dari sistem energi nasional.
Gamkonora hadir memastikan minyak mentah tetap mengalir tanpa hambatan, menjaga denyut kehidupan industri dan rumah tangga Indonesia.
Pemeliharaan dilakukan terjadwal, mengikuti regulasi internasional.
Intermediate survey ketiga kini dijalani, sebuah pemeriksaan menyeluruh yang memastikan kapal tetap patuh aturan, kuat menghadapi lautan, dan siap melayani distribusi.
Lambungnya disentuh ulang dengan replating, mengganti plat rapuh yang tak lagi layak berlayar.
Pekerjaan rinci dilakukan demi memastikan kekuatan struktur bertahan, menghadapi gelombang samudra yang keras.
Lebih dari 200 tenaga lokal terlibat. Mereka, dengan keahlian mulai dari pengelasan hingga kebersihan.
Semua menghidupkan denyut industri galangan, menghadirkan kebanggaan, bahwa keandalan lahir dari kerja bangsa sendiri.
Tubuh baja Gamkonora memperlihatkan setiap detail dari lambung hingga baling-baling yang sedang disentuh ulang.
Proses docking membuka rahasia kapal, dari luar hingga ruang kendali, memastikan keandalan tetap terjaga bagi perjalanan panjangnya mengantarkan minyak mentah.
Di bawah terik matahari, para pekerja bergerak tanpa henti, dari pengelasan hingga pengecekan mesin.
Semangat mereka menyatu dengan denting baja, menghadirkan kepastian bahwa Gamkonora tetap tangguh, menjaga energi bangsa terus mengalir.
Gamkonora dibangun di Jiangsu, China, pada Desember 2012. Sejak itu, ia menjadi tulang punggung Negara Kesatuan Republik Indonesia, membawa hingga 121 ribu kiloliter minyak mentah, bobotnya mencapai 104 ribu ton.
Seusai docking, Kamkonora sudah ditunggu laut Batam untuk uji coba.
Sea trial akan menjadi pembuktian bahwa dia tetap perkasa, mampu menembus ombak dengan keandalan penuh, siap melanjutkan tugas strategisnya.
Setiap detil perawatan bukan sekadar teknis, melainkan ikhtiar kolektif menjaga keberlanjutan energi.
Gamkonora berdiri sebagai simbol bahwa distribusi minyak mentah, denyut vital bangsa yang tak boleh terhenti.
Di balik baja yang kokoh, Gamkonora adalah penyambung nafas energi bangsa.
Dengan docking terencana, ia lahir kembali, siap menempuh samudra luas, menjaga kilang tetap hidup, dan memastikan Indonesia tegak dengan pasokan energi yang stabil.

Kapal perkasa ini disiapkan melayani rute domestik pengangkutan di terminal-terminal K3S atau kontraktor kontrak kerja sama.
Yang merupakan titik pengambilan dari beberapa sumur minyak seperti Dumai, Tuban, dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Cepu Jawa Timur.
Kapal itu melakukan kegiatan muat di pelabuhan (loading port) sebelum mengangkut ke pelabuhan bongkar (discharging port).
Antara lain, Refinery Unit (RU) Balongan. Yakni, kilang minyak milik PT Pertamina (Persero), yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat; RU Cilacap, Jateng; dan RU Balikpapan, Kaltim.
Teknologi Canggih
Di bawah perut baja Gamkonora, teknologi canggih tersimpan rapi. Sirip (fin) tambahan dipasang kokoh, mengatur aliran air agar stabil, mengurangi hambatan, sekaligus memastikan kapal berlayar lebih tenang.
Tak hanya sirip, cincin melingkar bernama mewis duct mengitari propeller.
Inovasi ini bekerja layaknya penjaga energi, menuntun arus air agar dorongan baling-baling lebih efisien, dan hemat bahan bakar.
Propeller sebagai penggerak utama menjadi jantung pergerakan kapal.
Dari tenaga mesin yang berdenyut, baling-baling itu mengubah kekuatan mekanik menjadi dorongan kuat.
Melontarkan kapal menembus gelombang samudra tanpa lelah. Dalam proses docking itu, mewis duct di pasang.
Kombinasi propeller,sirip, dan mewis duct menjadikan Gamkonora berbeda.
Kapal tak hanya berlayar, tetapi juga menjaga efisiensi energi, memastikan setiap perjalanan menorehkan langkah ramah lingkungan di lautan luas.
Keunggulan itu bermakna ganda. Hemat bahan bakar berarti mengurangi biaya operasional, sekaligus menekan emisi karbon.
Gamkonora membuktikan dirinya bukan sekadar pengangkut energi, melainkan penjaga keberlanjutan lingkungan di masa depan.
“Jadi mewis duct dipasang untuk menghemat pemakaian bahan bakar,” jelas Supervisor Senior Kelautan Armada Minyak Mentah PIS Tri Tunggal Baharialam di siang itu.
Otomatis kalau menghemat pemakaian bahan bakar, energi atau CO2 yang dihasilkan juga akan reduce, tuturnya.
Konsep teknologi ini seakan menyerupai aerodinamika pesawat.
Jika sayap pesawat membantu stabilitas udara, maka fin dan mewis duct membantu kapal menemukan efisiensi terbaik dalam menaklukkan gelombang lautan.
Gamkonora pun menegaskan dirinya sebagai kapal masa kini yang berpikir untuk esok.
Dalam setiap perputaran propeller, tersimpan komitmen akan keseimbangan antara kebutuhan energi dan kelestarian bumi.
Di setiap pelayaran, kapal ini bukan hanya menyambung nafas energi bangsa, tetapi juga menyulam harapan.
Bahwa, energi bisa hadir efisien, bersih, dan memberi kehidupan tanpa meninggalkan jejak merusak.
Rendah Sulfur
Di balik tubuh baja megah Gamkonora, tersimpan komitmen kuat menjaga bumi. Kapal tanker ini mengadopsi standar International Maritime Organization (IMO) 2020.
Yakni, kewajiban kapal tanker menggunakan bahan bakar dengan nilai sulfur maksimal 0,5 persen, demi menekan jejak emisi berlebihan.
PIS mengoperasikan mesin utama dengan bahan bakar Low Sulfur Fuel Oil (LSFO), memastikan dorongan kapal tetap tangguh sekaligus ramah lingkungan.
Setiap tetes bahan bakar menjadi simbol kepedulian terhadap laut dan udara.
Selain LSFO, Gamkonora dilengkapi perangkat penghemat energi yang menurunkan konsumsi bahan bakar.
Teknologi ini menghadirkan efisiensi nyata, mengurangi gas buang, dan menjaga laut tetap bersih dari pencemaran.
Dengan efisiensi mencapai 4-5 persen, kapal ini menghadirkan manfaat ganda.
Yaitu, memperkuat keberlanjutan lingkungan, sekaligus meningkatkan daya saing armada nasional, dalam industri pelayaran global yang makin ketat.
Sebagai kapal berkapasitas seratusan ribu kiloliter minyak mentah, Gamkonora bukan sekadar pengangkut energi.
Ia tulang punggung distribusi domestik, sekaligus wajah baru transportasi laut berwawasan lingkungan.
Penerapan standar rendah emisi memperkuat posisi PIS, sebagai pionir pelayaran nasional berprinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Setiap pelayaran Gamkonora menjadi pernyataan bahwa keberlanjutan bukan wacana, melainkan praktik nyata.
Merawat keandalan MT Gamkonora adalah wujud nyata menjaga kesinambungan energi bangsa, memastikan aliran dari lautan Nusantara tetap terjaga.
Sekaligus meneguhkan komitmen kelestarian bumi, melalui penggunaan energi rendah sulfur demi masa depan berkelanjutan.(Ant)***